"Biasanya ya aman," kata Mbah Hawati, saat ditemui SuryaMalang.com, di rumahnya, Kamis (12/3/2020), dikutip TribunJabar.id Jumat (13/3/2020).
Sejak kejadian pencurian yang menimpanya, Mbah Hawati memutuskan istirahat atau tak berdagang untuk sementara.
Namun, alasannya berhenti berdagang bukan karena kemalingan.
Mbah Hawati mengaku sudah ikhlas mengenai uangnya yang hilang dicuri.
"Capek saya (jadi libur dulu sementara)," ujar Mbah Hawati.
Nenek renta itu juga bercerita awal mula dirinya bisa berdagang.
Mbah Hawati mengatakan, setelah dia menikah dengan suaminya dulu, di langsung ke Surabaya.
Ia lupa saat itu tahun berapa, namun dia langsung berdagang ketika tinggal di kota pahlawan tersebut.
Jika sekarang Mbah Hawati berdagang memakai gerobak, dulu dia menyunggih dagangannya di atas kepala.
"Saat itu saya jualan es dawet," ujarnya.
Hingga akhirnya, tahun 2005 suaminya meninggal.
Untuk menyambung hidup, Mbah Hawati harus tetap berjualan.
Sejak saat itu, dia memutuskan untuk menjajakan dagangannya di gerobak.
Dia sengaja memilih gerobak agar bisa lebih jauh berkeliling kampung.
"Alhamdulillah sekarang muternya bisa lebih jauh," ujarnya.