Virus Corona

Sekumpulan Pasien Virus Corona Mati Sebelum Diperiksa di RS Wuhan, Mayatnya Diperlakukan Tak Biasa

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Potret Warga Wuhan dalam upaya mendapatkan pertolongan medis untuk mengantisipasi wabah Virus Corona, Minggu (26/1/2020)

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wabah virus corona baru mewabah sejak akhir tahun 2019 lalu, dilaporkan bersumber di kota Wuhan, China.

Sejak beberapa minggu setelah ada laporan tentang virus baru misterius mulai muncul di provinsi Hubei di China tengah, otoritas setempat segera mengubah cara mereka menentukan siapa yang terinfeksi.

Ini mengakibatkan lonjakan jumlah orang-orang yang terpapar - karena dokter sekarang ini hanya menghitung pasien yang didiagnosis di klinik dan bukan hanya mereka yang telah mengikuti tes.

Namun di masa-masa awal, penyebaran pesat virus di kota Wuhan, dikombinasikan dengan kekurangan tempat tidur rumah sakit, berarti ada beberapa orang yang tidak mendapatkan penanganganan yang mereka butuhkan.

Kepada BBC, Dua warga Wuhan menceritakan pengalaman menyedihkan ketika berupaya merawat orang-orang yang mereka cintai di kota yang diliputi wabah tersebut.

Pasien laki-laki positif virus corona tengah asyik membaca buku saat dirawat. ((Hubei Daily) (Hubei Daily))

'Kakek beristirahatlah dengan tenang' - Xiao Huang

Huang dibesarkan oleh kakek-neneknya setelah orang tuanya meninggal ketika ia masih kecil.

Keduanya berusia 80-an, dan yang ia inginkan adalah memenuhi semua kehendak kakek neneknya sehingga mereka bisa menikmati masa pensiunnya.

Namun dalam waktu dua minggu, sang kakek meninggal akibat Virus Corona, dan kini neneknya dalam kondisi kritis.

Kakek nenek Huang mulai mengalami gejala gangguan pernapasan pada tanggal 20 Januari.

Mereka tidak bisa keluar rumah dan pergi ke rumah sakit sampai 26 Januari, karena kota Wuhan diisolasi mulai tanggal 23 Januari, transportasi umum pun dihentikan.

Mereka didiagnosis terkena Virus Corona pada 29 Januari, namun baru bisa dilarikan ke rumah sakit tiga hari kemudian.

Rumah sakit begitu penuh sehingga tidak ada tempat tidur kosong.

Kakek-neneknya menderita demam tinggi dan kesulitan bernapas, tetapi hanya ditawari kursi di koridor.

Ia memohon kepada staf rumah sakit dan berhasil mendapat kursi panjang dan tempat tidur lipat.

Halaman
1234

Berita Terkini