Penyakit DBD di Sulut

Awas DBD Meningkat di Sulut, 1 Orang Meninggal

Penulis: Aldi Ponge
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

(Ilustrasi) Cegah DBD Musim Hujan, Warga Jangan Langsung Minta Fogging, Simak Penjelasannya!

TRIBUNMANADO.CO.ID - Sulawesi Utara terus diguyur hujan dalam dalam beberapa hari terakhir.

Masyarakat diminta untuk waspada terhadap bancana alam.

Pergantian musim menyebabkan perubahan suhu dan kelembapan udara yang cukup ekstrem.

Setiap orang berisiko sakit akibat infeksi virus, bakteri, maupun jamur yang menyebabkan Flu, ISPA, dan DBD.

Diketahui, penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD) ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Di musim pancaroba, nyamuk Aedes berbiak lebih banyak dan menularkan penyakit.

DBD memiliki gejala demam tinggi secara mendadak, nyeri kepala, nyeri menggerakkan bola mata, dan nyeri punggung.

Data dihimpun Tribun Manado, Bolmong 2 Kasus, Mitra 6 kasus, Bitung 18 kasus, Minahasa 30 Kasus, Minahasa Selatan 57 kasus termasuk seorang meninggal.

Total sudah ada 165 kasus DBD termasuk 1 meninggal di Sulut pada Januari 2020.

Bandingkan ada 2.381 kasus DBD termasuk 28 orang meninggal dunia pada 2019

Untuk itu, pencegahan DBD merupakan tanggungjawab bersama baik pemerintah dan masyarakat.

Kunci mencegah DBD adalah menjaga kebersihan lingkungan dengan menerapkan gerakan 3M Plus yakni menutup, mengubur dan mendaur ulang.

Plusnya memakai lotion anti nyamuk, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk.

Ingatlah, fogging hanya membunuh nyamuk-nyamuk dewasa dan bukan membunuh jentik nyamuk.

Malahan jentik nyamuk akan menjadi resisten dengan asap fogging.

Asap fogging berdampak pada kesehatan tubuh manusia dan bisa menyebabkan kanker

Pola pencegahan DBD ini sudah diketahui masyarakat. Sayangnya, setiap tahun masih banyak korban meninggal dunia karena DBD.

Untuk itu mari kita menerapkan pola hidup bersih dan sehat agar kita atau keluarga tidak menjadi korban DBD.

Berita Terkini