Virus Corona

Seorang Mahasiswa Terjebak di Kota Wuhan, Hanya Berdiam di Rusun: Saya Tak Bisa Beli Air Minum

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jan Robert R Go berasal dari Filipina, terjebak di dalam asramanya di Kota Wuhan

TRIBUNMANADO.CO.ID - Teridentifikasi,setidaknya ada sepuluh kota di China, termasuk Wuhan, ditutup dalam upaya pengendalian penyebaran virus corona.

Lantas seperti apa kehidupan di kota yang menjadi pusat penyebaran pertama virus tersebut?

Jumlah kematian di China akibat virus ini terus meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Hingga berita ini diturunkan, setidaknya 41 orang di negara itu dinyatakan meninggal akibat virus corona.

Pada saat yang sama, pemerintah China menetapkan larangan perjalanan masuk dan keluar Provinsi Hubei.

Otoritas setempat menyatakan bahwa virus itu pertama kali muncul di pasar ikan di kota Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei.

Kolase foto central-hospital-wuhan from mothership dan Jalanan yang sepi setelah warga diminta untuk tidak meninggalkan kota Wuhan. Seperti di Film Resident Evil, Wuhan bak Kota Mati Pasca Virus Corona Merebak (Kolase Tribun Manado/Foto: Mothership.sp/Ancilla Dellai)

Pasar itu diduga melakukan jual-beli ilegal binatang liar.

Belakangan dikenal sebagai 2019-nCoV, virus ini sebelumnya tidak pernah teridentifikasi di tubuh manusia.

Chongthan Pepe Bifhowjit, pelajar asal India di Wuhan University of Technology, berkisah kepada wartawan BBC, Gaggan Sabherwal

Pekan lalu kondisi kota stabil, tapi segala sesuatunya sudah berubah secara drastis. Keadaan ini membuat saya sangat cemas. Saya tidak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya.

Namun pihak universitas dan pemerintah setempat sangat baik. Mereka menjaga kami.

Otoritas kampus memeriksa suhu tubuh mahasiswa setiap hari dan membagikan masker wajah gratis. Mereka juga mempunyai fasilitas rumah sakit dan ambulans sendiri.

Kami disarankan mencuci tangan setiap jam, tidak makan di luar, dan mengenakan masker setiap keluar ruangan.

Kami semua bertahan di kamar dan hanya berkunjung ke kamar kawan-kawan terdekat.

Mahasiswi internasional yang telah tinggal di Wuhan selama enam tahun berbincang dengan BBC, tapi meminta identitasnya dirahasiakan

Halaman
1234

Berita Terkini