Hari Raya Imlek

Tradisi Unik Poa Pwe di Klenteng Ban Hin Kiong, Berusia Ratusan Tahun, Penentu Prosesi Cap Go Meh

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Alexander Pattyranie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

persiapan cap go meh manado

TRIBUNMANADO.CO.ID - Setelah merayakan tahun baru Imlek, umat Tridharma Manado bersiap menggelar Cap Go Meh.

Pada tanggal 28 Januari 2020, umat Tridharma di Klenteng Ban Hin Kiong akan menggelar prosesi Poa Pwe.

Lewat prosesi ini akan ditentukan apakah Cap Go Meh akan berlangsung di luar atau tidak.

Ritual ini hanya ada di Manado.

Ini yang membedakan Cap go meh Manado dengan wilayah lainnya di Indonesia.

Dalam prosesi Poa Pwe, seorang umat yang ditunjuk khusus akan melempar dua potong kayu kecil.

Jika posisinya terbuka dan tertutup, maka Cap Go Meh akan dirayakan di luar klenteng.

Jika tertutup keduanya maka tidak.

Jika kedua bilah kayu terbuka maka diberi kesempatan lempar tiga kali.

Jika masih terbuka juga maka bisa ya bisa tidak.

Umat akan bersuka cita jika Poa Pwe terbuka dan tertutup.

Sebaliknya bersedih dan meneteskan airmata jika tertutup kedua bilah kayu.

Beberapa hari sebelum Poa Pwe, umat Tridharma Manado akan berdoa dengan khusyuk agar Thian (Tuhan) merestui
prosesi cap go meh di luar klenteng.

Mereka akan menyucikan hati dan pikiran, berpuasa cia cai (tidak memakan sesuatu yang bernyawa).

Pelempar Poa Pwe dipilih yang tulus serta bertanggung jawab.

Tradisi ini juga diikuti klenteng Seng Bo Kiong Bitung dan Thian Sang Seng Mu Kotamobagu.

Budayawan Jimmy Sofyan Yosadi mengatakan, tradisi ini unik karena hanya ada di Manado.

"Di tiongkok pun ini tidak ada," katanya.

Namun kini sudah ada perubahan.

Dulunya semua Klenteng di Manado berpatokan pada klenteng Ban Hin Kiong dalam Cap Go Meh.

Artinya jika klenteng ban hin kiong tak keluar, klenteng lain tak bisa keluar.

"Sejak adanya petunjuk Kongco Kwan Kong bahwa setiap tahun harus keluar untuk Jut Bio, pasiar Tapikong maka Klenteng Kwan Kong akan memimpin ritual upacara Capgomeh apabila ritual di Klenteng Ban Hing Kiong tidak keluar," kata dia.

Edwin Dipeluk

Seperti yang terjadi dalam Poa Pwe beberapa tahun lalu.

Kegembiraan ratusan umat Tridharma pecah di Klenteng Ban Hin Kiong, Manado saat dua bilah kayu Poa Pwe berada dalam keadaan terbuka dan tertutup, Kamis (11/02/2016) siang.

Hari itu digelar ritual Poa Pwe untuk menentukan apakah prosesi Cap Go Meh bisa digelar di luar Klenteng.

Kayu Poa Pwe terbuka dan tertutup berarti prosesi itu diizinkan Tuhan digelar di jalan raya.

Edwin Karundeng yang mendapat kepercayaan melempar kayu Poa Pwe langsung dikerubungi umat Tridharma.

Mereka berebutan menyalami serta memeluk pria berkacamata itu. Edwin sendiri terlihat penuh haru.

Airmatanya menetes. Kelegaan nampak saat ia berkali - kali menghela napas panjang.

Rasa terima kasih Edwin pada Tuhan yang maha kuasa yang telah memberinya kekuatan menjalani tugas maha berat itu nampak saat paykui (membungkukkan badan) usai prosesi.

Badannya membungkuk, kedua lengan disatukan di dada.

Umat Tridharma memang sempat dibuat harap - harap cemas.

Pasalnya, hingga dua kali lemparan, kedua bilah kayu Poa Poe dalam keadaan terbuka yang berarti harus diadakan lemparan sekali lagi. Pada kesempatan ketiga, Edwin agak gugup.

Suaranya terbata-bata.

Tangan kirinya yang memegang kertas panduan sembahyang bergetar. Sementara umat makin takzim memohon.

Nyanyian mereka kian syahdu.

Banyak yang berdoa sambil meneteskan air mata

Ketika Poa Pwe akhirnya dilempar, umat serentak berteriak "Sio Poe".

Lebih keras dari kesempatan pertama dan kedua.

Kayu terbuka dan tertutup. Umat bertempik sorak.

(Tribunmanado.co.id/Arthur Rompis)

BERITA TERPOPULER :

• Makan di Manado, Jokowi Pesan Khusus Menu Ekstrem Daging Kelelawar Santan

• Sosok Paling Ditakuti Keluarga Hermansyah Bukan Ashanty dan Aurel, Lalu Siapa?

• Dokter Adi Bilang Virus Corona Tidak Terlalu Berbahaya, Intinya Harus Lakukan Hal Ini!

TONTON JUGA :

Berita Terkini