Banjir DKI Jakarta

Ide Anies Tidak Mungkin Berhasil Dilakukan Untuk Tangani Banjir Jakarta, Susahnya Setengah Mati

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau banjir di Kelurahan Semanan dan Duri Kosambi, Jakarta Barat, Kamis (2/1/2020).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Rencana yang digagas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk penanganan banjir ibukota mustahil dilakukan penerapannya.

Menurut Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Pekerjaan Rumah (PUPR), Firdaus Ali menyebut naturalisasi yang direncanakan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan tidak mungkin bisa diterapkan.

Pernyataan itu disampaikan Firdaus dalam tayangan yang diunggah di kanal YouTube tvOneNews, Kamis (2/1/2020).

Firdaus mengungkapkan, awalnya Kementerian PUPR sudah menyepakati 13 sungai yang di Jakarta, empat di antaranya merupakan kewenangan pengelolaan DKI Jakarta.

Sedangkan, delapan sisanya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

Foto Anies Baswedan meninjau korban banjir lantas difoto diam-diam viral di media sosial. Inilah faktanya. (Twitter @helmifelis)

Pihaknya juga sudah mencoba melakukan normalisasi Sungai Ciliwung, sebab sungai ini memiliki dampak yang signifikan.

Untuk mencegah kejadian 2012, dimana Istana Negara terendam banjir, maka Kementerian PUPR menyepakati normalisasi 33 kilometer.

Firdaus menuturkan, langkah normalisasi 33 kilometer tersebut sempat berjalan, namun terhenti saat pergantian pimpinan DKI Jakarta.

Anies Baswedan Sapa Masyarakat Terkait Banjir di Jakarta, Ungkap di Luar Kendali & Himbau Masyarakat (Instagram Anies Baswedan dan Instagram@jktinfo)
Normalisasi tersebut berjalan saat Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

"Tetapi terhenti ketika pergantian pimpinan di DKI Jakarta yaitu ketika Pak Anies menjadi gubernur," kata Firdaus.

"Normalisasi terhenti karena memang normalisasi tidak akan bisa kita laksanakan, ini tergantung dengan pembebasan lahan yang merupakakan domain dari pemerintah DKI Jakarta," tambahnya.

Firdaus mengungkapkan, normalisasi terhenti karena ada keinginan dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk menggunakan terminologi baru.

Yakni tidak menggunakan normalisasi tapi menggunakan naturalisasi.

"Ini kan menjadi persoalan karena dalam anggaran itu kan perubahan anggaran judul itu akan mempengaruhi macam-macam," jelas Firdaus.

Disamping itu, naturalisasi mungkin indah untuk diucapkan tetapi untuk kondisi Jakarta saat ini, tidak ada ruang lagi untuk melakukan naturalisasi.

"Untuk kondisi kota yang sudah sangat padat ini, kita enggak punya kemewahan lagi untuk mendapatkan ruang, mungkin tidak akan bisa dilakukan sampai kapanpun juga di Jakarta," jelas Firdaus.

Truk engkel menerjang banjir di Jalan Panjang, Kebon Jeruk untuk mengangkut karyawan yang berkantor di kawasan tersebut. ((TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA))

Lebih lanjut, Firdaus menjelaskan soal perbedaan antara normalisasi dengan naturalisasi.

Normalisasi adalah mengembalikan kapasitas angkut sungai atau badan air, diperkuat tanggulnya kiri dan kanan dengan beton lalu didalamkan dan dilebarkan.

Sedangkan untuk naturalisasi tidak perlu tanggul kanan dan kiri, keadaan dan kondisinya dibiarkan secara alami.

"Kalau istilah naturalisasi seperti yang digadang-gadang oleh Gubernur Anies itu adalah tidak perlu ada turap di pinggir kiri dan kanannya semuanya dibiarkan secara alami," terangnya.

"Tapi kan kita sudah tidak punya ruang lagi karena untuk membebaskan lahan untuk normalisasi saja, memindahkan warganya susahnya setengah mati," tambahnya.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo, dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memantau banjir di Monas, Jakarta, Rabu (1/1/2020). (Tribunnews.com/ Taufik Ismail)

Firdaus menegaskan kembali naturalisasi yang diwacanakan Anies tidak bisa diterapkan di Jakarta. 

"Is imposible untuk diterapkan di Jakarta, sampai kapanpun tidak akan mungkin karena ruangnya tidak tersedia," tegasnya. (Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Musim Hujan Diprediksi Sampai Februari 2020, Menteri PUPR Ucap Begini Soal Kemungkinan Istana Banjir

Bencana di Jakarta, Ini Banjir Paling Mematikan di Dunia, Timbulkan Penyakit, Jutaan Orang Tewas

Info BMKG: Peringatan Dini Cuaca Sabtu 04/01/20, DKI Masih Waspada, Hujan Petir Berpotensi Terjadi

Tanggapan Ahok soal Banjir DKI Jakarta yang SInggung Anies Baswedan

Banjir melanda ibukota di awal tahun 2020, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok beri tanggapan.

Pernyataan Ahok sampai viral di media sosial lewat sebuah video yang menyinggung Gubernur Jakarta sekarang, Anies Baswedan.

Kalimat di akhir wawancara Ahok yang membahas soal banjir Jakarta menjadi viral dan diperbincangkan publik.

Apa kata Ahok soal Banjir Jakarta di awal tahun 2020? (Grafis Tribun Manado Foto: Dok.BNPB/TRIBUNNEWS)

Rasa penasaran itu ada di benak banyak warga Jakarta.

Terbukti dari munculnya tagar-tagar berbau nama Ahok di ranah media sosial, khususnya Twitter.

Meski sudah tak jadi Gubernur Jakarta, Ahok tetap saja diburu komentarnya soal banjir Jakarta.

Apa yang kurang pas dari cara penanganan banjir oleh Gubernur Anies Baswedan, penerusnya?

Rasa penasaran itu tercermin dari bermunculannya tagar-tagar atau hashtag di Twitter.

Pantauan TribunStyle.com, sejak Rabu malam hingga Selasa pagi 2 Januari 2019, bermunculan tagar-tagar yang isinya membanding-bandingkan cara penanganan banjir oleh Ahok dibanding Anies Baswedan.

Muncul tagar #banjir2020, isinya wawancara dengan Ahok soal banjir Jakarta.

Muncul nama 'Basuki' di Twitter, ketika diklik isinya soal jejak rekam Ahok tangani banjir di Jakarta.

Muncul juga tagar #AniesGabisakerja, isinya menyinggung cara kerja Anies Baswedan tangani banjir.

Sayangnya, mereka yang penasaran pada komentar Ahok soal banjir yang melumpuhkan Jakarta 1 Januari 2020 belum terobati.

Ahok yang kini jadi Komisaris Utama Pertamina belum berkomentar.

Media sosial Instagram @basukibtp tidak memosting apapun terkait banjir Jakarta.

Unggahan terakhir Ahok di Instagram muncul 24 Desember 2019.

Saat itu Ahok muncul untuk mengucapkan Selamat Natal kepada mereka yang merayakan.

Tidak ada postingan soal komentar banjir.

Truk engkel menerjang banjir di Jalan Panjang, Kebon Jeruk untuk mengangkut karyawan yang berkantor di kawasan tersebut. (TRIBUNJAKARTA.COM/ELGA HIKARI PUTRA)

Akhirnya yang ramai jadi sorotan adalah video wawancara dengan Ahok soal penanganan banjir di Jakarta oleh penerusnya, Gubernur Anies Baswedan.

Tidak disebutkan kapan wawancara dengan Ahok tersebut.

Terlepas dari kapan wawancaranya, yang pasti topik wawancara soal penanganan banjir di Jakarta itu dianggap masih relevan dengan suasana terkini Jakarta yang dilanda keprihatinan karena musibah banjir.

Dari a sampai z wawancara dengan Ahok jadi sorotan di media sosial.

Namun bagian penutup kalimat Ahok yang paling viral dan dibahas ramai.

"his last sentence for the current governor makes me laugh so hard. u guys better stan this man. ILY BTP (bagian kalimat terakhir untuk gubernur yang sekarang bikin saya ketawa)," kicau akun Twitter @hycinsss .

Rekaman video tersebut sudah di-like sebanyak 1.200 hingga pukul 08.32 WIB setidaknya hingga Kamis 2 Januari 2019.

Komentarnya juga bermunculan di berbagai akun.

Memang apa kalimat penutup dari Ahok yang jadi sorotan?

Ikuti transkrip tanya jawab lengkap dengan Ahok soal banjir Jakarta ini :

Apakah Jakarta masih potensi banjir lagi, Pak Ahok?

Ngga tau ya, kalau pengalaman saya sih sebenarnya Jakarta tuh kompas semua sudah cukup oke, tanggul juga sudah oke.

Jadi perhatikan aja, biasanya kalau hujan lama kemarau kalau langsung hujan itu memang banyak kayu-kayu ranting nutupin saringan.

makanya dulu kita selalu taruh alat berat. Kalau saringan ketutup itu volume air kan ngga bisa turun cepat.

Sama tentu pasukan oranye mesti keliling, pasukan biru juga mesti keliling.

Tiap kali hujan, Jakarta kan banyak, kadang-kadang orang buang sampah jangan nyumbat kalo nyumbat volume turunya telat.

Sama pompanya mesti diperhatikan, jalan jamnya mesti dipenuhin, jangan hidupin pompanya telat, kalau kamu telat ngga keburu.

Bagaimana agar pemompa bisa bekerja sehingga kehadiran banjir bisa dicegah?

Saya orang tambang kan, kalau ngehidupin pompanya telat, udah terlalu tinggi bisa ngga keburu.

Saya kira mungkin tergenang itu karena mungkin ada pompa yang telat, saya ngga tahu.

Apa saran Bapak untuk Gubernur Anies Baswedan?

Saya udah hampir 3 tahun ngga tahu urusan. 2 tahun lah ya.

Saya ngga tahu teori ini, kita tuh kadang-kadang gini, saya kemarin di Jepang, saya videoin, saya lihat di Jepang saya ketawa-ketawa.

Saya ngga tahu yang ngomong siapa, dulu kan ada yang ngomong 'ngapain bikin jalan layang-layang, dibongkar, coba kamu lihat Jepang, di Jepang kereta api semua layang di atas loh.

Dulu waktu kita mau bangun MRT dimaki-maki kita, ngoceh macem-macem, termasuk jalan layang berapa tingkat katanya salah.

Jepang, kalo Jepang salah kok kita pakai Toyota seluruh dunia bodo amat orang Jepang gitu loh.

Jadi di dunia ini ngga ada yang baru tau nggak, kita negara yang terlambat bangun itu untung ngga usah teori barulah, nyontek aja kesalahan negara lain.

Kalo negara lain udah seperti itu, kita nyontek, yaudah saya pikir kaya gitu ya.

Pak, untuk penanganan banjir Jakarta itu bagusnya normalisasi atau naturalisasi?

Aduuuh .... Kalo soal kata-kata gitu itu, pak Gubernur yang sekarang lebih pinter dari saya.

Jawaban penutup Ahok inilah yang belakangan viral dan dibahas ramai di Twitter.

Karena, gara-gara pertanyaan perbandingan antara 'normalisasi' dan 'naturalisasi' itulah yang membuat Ahok malas melanjutkan wawancara dengan media.

Ahok memilih ngeloyor pergi dan tak lagi bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutnya dari awak media.

"Akhir video, epic," kicau akun @kisaptadii di Twitter. (TribunStyle.com/ Febriana Nur Insana)

Simak video wawancara soal banjir Jakarta dengan Ahok:

Keganjilan Potret Prewedding Ahok & Puput Nastiti, Perhatikan Fotonya di Bagian Ini, Iwan Fals: Aduh

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Staf Ahli Menteri Basuki Sebut Ide Anies untuk Banjir Jakarta Tak Mungkin Diterapkan : Imposible, https://bogor.tribunnews.com/2020/01/03/staf-ahli-menteri-basuki-sebut-ide-anies-untuk-banjir-jakarta-tak-mungkin-diterapkan-imposible?page=all.

Berita Terkini