TRIBUNMANADO.CO.ID - Kiprah perempuan dalam politik kini tak diragukan lagi termasuk di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), bahkan tak sedikit perempuan yang saat ini masih menjabat sebagai bupati dan wali kota di Sulut.
Bahkan, pada pertarungan Pilkada 2020 mendatang, tak sedikit perempuan sudah siap maju mencalonkan diri sebagai kepala daerah, termasuk mencalonkan diri sebagai calon bupati.
Bahkan tak sedikit dari mereka sudah ikut dalam penjaringan beberapa partai politik.
Tak terkecuali para figur perempuan di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim).
Satu di antaranya, Amalia Ramadhan Salim Landjar.
Ama sapaan akrab putri Bupati Sehan Salim Landjar tersebut akan maju bertarung sebagai calon Bupati Boltim.
Meski dirinya seorang perempuan, Ia tidak gentar meskipun lawan bertaringnya nanti dominan para kaum pria.
Menurutnya, menjadi seorang pemimpin tidak dilihat dari gender karena setiap manusia diberikan kelebihan diantara makhluk ciptaan Tuhan (akal dan rasa) yang artinya semua bisa jadi pemimpin yang penting dia mampu mengolah keduanya.
"Dan saya punya prinsip bahwa pemimpin itu ada karena rasa kepedulian dan hari ini itu yang saya rasakan," ucapnya, kepada Tribunmanado.co.id, Kamis (19/12/2019).
Ia mengaku motivasi dirinya maju karena rasa kepedulian terhadap masyarakat Boltim sangat tinggi
"Motivasi saya ya karena rasa kepedulian saya terhadap masyarakat Boltim, karena saya merasa hari ini Boltim masih butuh sentuhan dari pemimpin yang benar-benar peduli rakyat," ucapnya.
Saat ditanya soal sosok yang menginspirasi dan memotivasinya, Ia dengan tegas menjawab Sehan Salim Landjar lah yang menjadi sosok motivatornya.
Menurutnya, Sehan Landjar bukan hanya sekadar ayah tapi juga guru besarnya.
"Dan kalo ditanyakan sosok ya sudah pasti Bapak Sehan S Landjar yang bukan hanya sebatas seorang ayah tapi guru besar saya, karena beliau selalu mengajarkan saya bahwa menjadi seorang pemimpin yang sukses adalah salah satunya bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang banyak," ujarnya.
Meski dirinya anak seorang Bupati Boltim, Ia tetap rendah diri dengan beragam cemooh tentang dirinya di luar sana.
"Cemooh atau hinaan buat saya adalah hal yang biasa. Ketika seseorg bersedia jadi publik figur dan itu sudah konsekuensinya," ujarnya.
Meski demikian, menurutnya masalah menang agau kalah adalah hal biasa dalam pertarungan.
Bahkan kekalahan sebelumnya saat dirinya maju mencalonkan diri sebagai anggota legislatif pun tak membuag Ketua DPD LMI Boltim itu putus asa.
Baginya krkalahan adalah pelajaran untuk mendorong dirinya menjadi lebih baik lagi.
"Kalau problem menang dan kalah itu juga hal biasa, tapi bagi saya itu bukan jadi alsan saya untuk berhenti memikirkan ide-ide atau gagasan atau bahkan putus asa. Justru apa yang terjadi kemarin jadi satu di antara pendorong saya untuk bagaimana bisa melakukan sesuatu yang lebih baik lagi," jelasnya. (ana)
• Tim Seleksi DPD Golkar Boltim Gelar Rapat Pleno Penjaringan Bakal Calon
• Laskar Manguni Indonesia Diundang NU, Hanny Pantouw: Ini Kehormatan Bagi LMI