Nah, Indonesia mendapat satu bagian untuk menamai bintang HD 117618 dan sistem keplanetannya.
Marufin menuturkan, sebelumnya ada 251 usulan nama yang masuk untuk bintang dan planet ini dan terdapat 3.002 pemilih yang turut serta dalam pemungutan suara untuk menentukan mana yang dipilih.
"Pemungutan suara menjadi tradisi baru IAU yang tak terelakkan, khususnya sejak 2006 kala keputusan untuk mengedrop Pluto dari kelompok planet dan memasukannya ke dalam kelompok baru, yakni planet-kerdil harus dilakukan," ujar Marufin.
Tentang sayembara Name ExoWorlds
Dilansir hai-ias.org, sayembara Name ExoWorlds bertujuan untuk memberi nama sistem planet yang berada di bintang lain. Hal ini untuk merayakan pencapaian astronomi dalam 100 tahun terakhir.
Sebelumnya, IAU telah mengadakan ajang serupa di tahun 2015 dan telah menamai 19 sistem eksoplanet.
Sampai saat ini telah ditemukan ribuan planet yang mengitari bintang lain. Planet-planet itu beraneka rupa, ada yang batuan sekelas Bumi, ada pula planet gas raksasa seperti Jupiter.
• Wuling Buka Dealer Kedua di Manado, Perluas Pelayanan Penjualan dan Purna Jual
Sebagian eksoplanet ditemukan sendirian mengelilingi bintang induknya, sebagian yang lain bersama-sama dengan beberapa planet lain.
Bukan nama pertama dari Indonesia
Ini bukan kali pertama nama objek di tata surya kita diambil dari Indonesia.
Sebelumnya, banyak asteroid yang namanya diambil dari nama astronom Indonesia.
"Ada banyak objek luar angkasa yang namanya dari Indonesia, tapi seluruhnya asteroid. Mereka diberi nama astronom-astronom Indonesia," kata Marufin.
"Misalnya Bambang Hidayat, Moedji Raharto, dan lain-lain. Ini sebagai penghargaan atas dedikasinya mengembangkan ilmu astronomi di negeri ini (Indonesia)," jelasnya.
• Inilah Lokasi Istana Presiden RI di Ibu Kota Baru Nanti, Lokasinya Ada di Puncak Bukit
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dofida dan Noifasui, Nama Nias untuk 2 Objek Baru di Rasi Centaurus"