TRIBUNMANADO.CO.ID - HIV merupakan penyakit menahun.
Perjalanan penyakit ini bisa berlangsung 5, 8 atau 10 tahun sampai penderita masuk dalam stadium AIDS.
Begitulah yang dikatakan dr Agung Nugroho SpPD saat menyampaikan materi dalam Rakor Penanggulangan HIV/AIDS di Grand Whiz Megamas, Jalan Piere Tendean, Sario, Manado, Sulawesi Utara, Kamis (05/12/2019) kemarin.
"Perjalanan penyakit HIV, kalau Anda terinfeksi sekarang, maka Anda akan ada di periode di mana mengalami sakit awal selama 3, 4 sampai 6 minggu," katanya.
Setelah melalui periode awal, penderita akan masuk ke periode tanpa gejala.
"Pada periode ini, Anda terlihat sehat. Anda bisa main sepak bola, Anda bisa melakukan panjat tebing, pokoknya sehat," ucap dr Agung.
Berdasarkan penjelasannya, periode ini berlangsung selama 3 sampai 10 tahun.
Tetapi antara itu, sekira 5 sampai 8 tahun rata-rata akan masuk dalam stadium AIDS.
Pada stadium AIDS inilah penderita sudah sakit dan berlangsung selama 1 sampai 2 tahun sampai akhirnya meninggal.
"Jadi bayangkan jika kamu kena sekarang tahun 2019, kamu akan sakit kira-kira tahun 2024. Jika mujur bisa sampai tahun 2029," katanya.
Dia menyebutkan, orang yang sudah terinfeksi sebagian besar akan berakhir pada stadium AIDS.
Jumlah sel darah putih saat pertama kali terinfeksi akan anjlok.
Setelah periode awal berakhir, sel darah putih akan naik sedikit, tetapi setelah itu menurun perlahan-lahan.
Menurunnya sel darah putih secara perlahan-lahan inilah yang disebut dengan periode tanpa gejala sampai akhir menjadi nol yang berakhir kepada kematian.
Sementara virusnya pada periode awal naik drastis.
Kemudian setelah periode awal berakhir, virus tersebut turun sedikit namun kembali naik secara perlahan-lahan.
Sampai akhirnya virus akan meningkat secara drastis dan saat itulah orang akan masuk dalam stadium AIDS yang pada akhirnya akan berujung kepada kematian pula.
"Jadi pelan-pelan tapi pasti, sel darah putih semakin berkurang, HIV-nya semakin bertambah," kata dr Agung.
Menurutnya, pada periode tanpa gejala inilah yang berbahanya.
Karena penderita tidak tahu.
Oleh karenanya dia mengimbau untuk selalu waspada.
"Satu-satunya jalan adalah dengan melakukan tes darah. Apalagi yang berisiko tinggi seperti orang yang sering ganti-ganti pasangan, selingkuh, apalagi penyuka sesama jenis," ujarnya.
Ia mengibaratkan HIV ini seperti bom waktu dan harus secepatnya diketahui.
"Jadi jangan malu atau takut untuk tes, itu percuma. Hanya masalah waktu.
Menyembunyikan barang-barang busuk kelak akan tercium juga baunya. Kalau bisa malah waktu sehat dites," kata dr Agung.
Tes dapat dilakukan di semua puskesmas, RS, laboratorium, klinik swasta maupun pemerintah.
Hasil tes tersebut akan dirahasiakan.
Jika ditemui positif maka akan mendapatkan konseling juga ART untuk menekan pertumbuhan HIV.
Jika ditemui negatif, pada orang-orang yang berisiko terkena HIV seperti yang disebutkan sebelumnya, dr Agung mengimbau untuk dilakukan tes ulang 6 bulan kemudian.
Semakin dini terapi ART dilakukan, akan meningkatkan angka harapan hidup si pengidap HIV.
Berdasarkan pemaparan dr Agung, jika terapi dilakukan di atas umur 20, maka angka harapan hidup akan meningkat rata-rata 28,3 tahun, pria 22,9 tahun sedangkan wanita 33 tahun.
Jika terapi dilakukan di atas umur 35, maka angka harapan hidup akan meningkat 25,6 tahun.
(Tribunmanado.co.id/Aji Sasongko)
BERITA TERPOPULER :
• Susi Pudjiastuti Gantikan Ari Askhara Sebagai Dirut Garuda Indonesia? Diusulkan Sejumlah Pihak
• Jadi Kacau, Rocky Gerung Sebut Pancasila Bukan Ideologi Negara dan Bisa Diubah Setelah Hina Jokowi
• Mesin Mobil Masih Menyala, Kepsek Ini Ditemukan Tak Pakai Celana, Meninggal di Tempat Duduk Belakang
TONTON JUGA :