TRIBUNMANADO.CO.ID - Ribuan anggota kelompok jihad yang saat ini mendekam di berbagai penjara di Suriah terancam eksekusi tanpa pengadilan.
Itu setelah Presiden Bashar al-Assad mengatakan sedang merancang pengadilan khusus teroris, di mana para tahanan akan diadili dengan hukum yang berlaku di Suriah.
Menjadi anggota ISIS adalah pelanggaran yang sanksinya hukuman gantung di Suriah dan pemerintahan Assad menyatakan bahwa para anggota ISIS yang berkewarganegaraan asing akan dibawa ke pengadilan.
Menurut laporan Amnesti Internasional, ribuan tahanan telah dieksekusi secara diam-diam di dalam Penjara Saydnaya yang terkenal kejam di dekat Kota Damaskus.
Ribuan lainnya dikatakan telah meninggal di penjara itu karena penyiksaan dan kelaparan.
Narapidana rutin dipukuli sambil dijejalkan ke dalam ban, disetrum listrik dan mengalami pelecehan seksual.
Beberapa di antara mereka telah dipaksa untuk bertindak seperti binatang dan saling puku dan saling bunuh.
Pernyataan Presiden Assad itu terungkap saat wawancara dengan majalah Paris Match, ketika ditanya tentang kesepakatan pemerintah dengan pasukan pimpinan Kurdi yang endingnya menyerahkan daerah mereka kembali di bawah kendali pemerintah.
Pasukan Demokrat Suriah, yang mengalahkan ISIS pada Maret dengan bantuan koalisi pimpinan AS, saat ini menahan lebih dari 10.000 orang militan, termasuk 2.000 di antaranya adalah orang asing.
Ditinggalkan oleh sekutu-sekutu mereka di AS, orang-orang Kurdi kembali meminta perlindungan kepada Assad dan Rusia, saat Turki menyerbu.
Dan selama beberapa minggu terakhir, pasukan pemerintah Suriah telah bergerak ke daerah-daerah yang sebelumnya diduduki orang-orang Kurdi.
Presiden Assad mengatakan, "Setiap teroris di wilayah yang dikendalikan oleh negara Suriah harus tunduk pada hukum Suriah."
"Ini sangat jelas, mereka vis a vis terorisme. Karena itu mereka akan dibawa ke pengadilan di pengadilan khusus terorisme. "
Ada sekitar 12 jihadis Inggris yang meringkuk di beberapa penjara di Suriah, bersama dengan puluhan wanita dan anak-anak di kamp-kamp terpisah.
Di antara mereka ada seorang mualaf Muslim yang bergabung dengan ISIS sejak remaja, yakni Jack Letts yang biasa dipanggil Jack Jihad.