Mengutip Kompas, Kamis (1/8/2019) Sutami lahir di Surakarta 19 Oktober 1928.
Jenjang pendidikannya tergolong oke, ia sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta dan melanjutkan kuliah di ITB sampai meraih gelar Insinyur.
Buah karya yang dihasilkan Menteri Pekerjaan Umum di era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto ini masih dinikmati hingga sekarang.
Di balik maha karyanya yang monumental kehidupan Sutami jauh dari mewah, apalagi kaya.
Bahkan, pria yang telah enam kali menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum.
Ia sudah menjadi Menteri sejak tahun 1964 pada Kabinet Dwikora I masa pemerintahan Presiden Soekarno sebagai Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi.
Hingga tahun 1978 pada Kabinet Pembangunan II masa pemerintahan Presiden Soeharto selama 13,5 tahun. Ir. Sutami adalah Menteri Pekerjaan Umum "terlama" dengan masa jabatan selama 12 tahun, Pada 6 kabinet dihitung sejak menjabat Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet Dwikora II 1966.
Ir. Sutami ini dijuluki menteri termiskin karena kesederhanaanya.
Di mana rumah Sutami di jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat dibeli secara mencicil. Ketika akan pensiun, rumah itu baru lunas.
Jika hari lebaran tiba, para tamu pun bersilaturahmi. Namun betapa terkejutnya mereka saat menginjakkan kaki di rumah Menteri Sutami.
Bukan kemewahan yang ada, namun rumah sederhana yang atapnya bocor di mana-mana.
Padahal sebagai pejabat negara yang menangani proyek-proyek besar, Menteri Sutami bisa saja hidup bergelimang kemewahan.
Sosoknya sangat pendiam dan sederhana ini tak pernah ia menggunakan fasilitas negara di luar pekerjaannya.
Saat pensiun, semua ia kembalikan, termasuk mobil dinasnya.
Seorang pengusaha pernah ingin memberinya mobil karena tahu mobil dinas Sutami akan dikembalikan.