PSSI Pilih Prestasi, Eks Pemain Timnas: Wajar Kalau Simon Dipecat

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PSSI terpilih periode 2019-2023 Mochamad Iriawan alias Iwan Bule bersama Wakil Ketua Umum Cucu Soemantri dan Wakil Ketua Umum Iwan Budianto saat menggelar konferensi pers usai acara Kongres Luar Biasa PSSI di Hotel Shangrila, Jakarta Pusat, Sabtu (2/11/2019).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketua Umum PSSI, Komjen Pol Mochamad Iriawan mengaku tak mempersoalkan besaran uang yang harus dikeluarkan pihaknya untuk membayar kompensasi kepada Simon McMenemy. Menurutnya, uang bisa dicari ketimbang mengorbankan prestasi.

Nadiem Gugup Bertemu DPR: Gunakan Mobil Pribadi dan Tanpa Voorijder

Hal itu ditegaskan Iwan Bule, panggilan Mochamad Iriawan, usai melihat persiapan timnas Indonesia U-23 proyeksi SEA Games 2019 di Hotel Sultan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (6/11) kemarin.

Simon sendiri dipecat, Selasa (5/11) malam WIB, seusai pengurus PSSI menggelar rapat. Pemecatan itu terasa wajar mengacu hasil yang diperoleh timnas senior di bawah komando pelatih asal Skotlandia tersebut.

Simon didapuk menukangi skuat Merah Putih sejak 20 Desember 2018. Ia menggantikan Bima Sakti yang kala itu menjadi pelatih sementara setelah Luis Milla tidak mendapat perpanjangan kontrak.

Bersama Simon, timnas Indonesia cuma dua kali menang dan menelan lima kekalahan dari tujuh laga internasional yang dijalani (lihat boks).

Pertandingan kontra Malaysia dalam lanjutan Pra Piala Dunia 2022 zona Asia babak penyisihan grup G di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, 19 November mendatang, bakal menjadi laga terakhir Simon bersama Merah Putih.

"Itu (membayar kompensasi) risiko, memang aturannya begitu. Jadi kita pilih prestasi apa uang? Kita pasti pilih prestasi kan, kalau uang bisa kita cari. Ini nama baik Indonesia, petaruhan bangsa Indoensia. Ya itu risiko kita, ada aturan dalam kontrak tersebut dan kita akan ikuti. Ya (dipecat) karena tidak ada peningkatan prestasi," tegas Iwan Bule.

Idham Azis Gemetar Ditunjuk Jokowi: Saya Wakafkan Diri Saya

Sebelumnya Deputi Sekjen Bidang Pengembangan Bisnis PSSI, Marsal Masita menyatakan pihaknya harus membayar kompensasi sekitar Rp 3,92 miliar bila pihaknya memecat Simon yang dikontrak dua tahun.

Jumlah itu didapat hasil mengalikan Rp 280 juta--gaji Simon per bulan--dengan angka 14, jumlah bulan yang tersisa hingga kontrak Simon genap dua tahun.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada Simon atas kerja sama selama ini. Semoga laga melawan Malaysia kita mendapatkan hasil yang positif," ujar Iwan Bule.

Dua pilihan

Lantas siapa yang bakal menggantikan Simon pascalaga versus Malaysia? Iwan Bule mengatakan PSSI telah menyiapkan dua kandidat yakni Luis Milla dan Shin Tae-Yong.

Milla pernah membesut Merah Putih setahun (2017-2018). Sedangkan Tae-Yong berpengalaman mengantarkan timnas Korea Selatan ke putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia.

"Dari hasil rapat Exco (Komite Eksekutif) kemarin (Selasa--red), kami baru ada dua nama, satu pelatih Korea dan satu lagi Luis Milla. Tapi ada nama lain yang masuk ke kami untuk bisa dilihat. Nanti mereka baru bisa akhir bulan November karena masih terikat pekerjaan yang mereka lakukan," ucap Iwan Bule.

Mengenai pemilihan pelatih anyar untuk timnas senior, pria yang juga menjabat Sestama Lemhannas itu akan meminta penilaian dari pelatih-pelatih timnas lainnya.

Ketua Fraksi Golkar Sesalkan Keputusan 3 Fraksi, Rommy Poli Bilang Itu Cacat Hukum

Sementara itu, eks pemain timnas Indonesia Cristian Gonzales menyebut pergantian pelatih sangat wajar dilakukan. Siapapun pengganti Simon, El Loco berharap timnas Indonesia bisa bersaing di kancah Asia Tenggara maupun di level Asia.

"Harapannya di tangan pelatih timnas Indonesia yang baru kita bisa bersaing. Kita lihat beberapa tim di Indonesia sangat bagus, mereka punya pemain yang berpengalaman dan bagus untuk timnas Indonesia di masa depan," ujar Gonzales ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan.

Hasil Timnas Indonesia Bersama Simon McMenemy

25 Maret 2019 vs Myanmar 2-0 (uji tanding)

11 Juni 2019 vs Jordania 1-4 (uji tanding)

15 Juni 2019 vs Vanuatu 6-0 (uji tanding)

5 September 2019 vs Malaysia 2-3 (Pra Piala Dunia 2022)

10 September 2019 vs Thailand 0-3 (Pra Piala Dunia 2022)

10 Oktober 2019 vs Uni Emirat Arab 0-5 (Pra Piala Dunia 2022)

15 Oktober 2019 vs Vietnam 1-3 (Pra Piala Dunia 2022)

Sumber: diolah dari pemberitaan

Fakhri: Timnas Indonesia U-19 Belum Maksimal

Pelatih timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini menilai anak asuhnya belum menampilkan performa terbaik meski sukses menekuk Timor Leste dengan skor 3-1, semalam. Fakhri berjanji akan membenahi hal tersebut.

Menjamu Timor Leste pada laga pembuka Pra Piala Asia U-19 2020 di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, pelatih asal Lhokseumawe, Aceh ini menurunkan komposisi terbaik khususnya di sektor depan.

Ia memasang trio andalan: Amiruddin Bagus Alfikri-Sutan Diego-Muhammad Fajar Fathur. Ketiganya ditopang gelandang David Maulana, Beckham Putra Nugraha, serta Theo Fillo Numberi.

Susunan tersebut sukses menghasilkan trigol buat Garuda Muda yang dicetak Fajar (2', 77') dan David (62'). Sedangkan gol Timor Leste tercipta melalui eksekusi penalti Mouzinho (51'). Duel ini juga diwarnai kartu merah untuk bek Timor Leste, Nelson Pinto Dos Reis di menit ke-59.

“Alhamdulillah di laga pertama dapat tiga poin. Laga pertama selalu tidak mudah. Tadi ada harapan dari masyarakat yang terlalu besar dan itu terbukti, membuat pemain saya terlihat kurang maksimal, ada tekanan. Meskipun kami menang, ada catatan yang harus kami perbaiki supaya lebih baik lagi," kata Fakhri seusai laga.

"Alhamdulillah pertandingan pertama bisa menang 3-1. Ini awal bagus buat selanjutnya agar bisa memenangkan laga dan lebih baik lagi," timpal bek Muhammad Salman Alfarid.

Pelatih Timor Leste, Lee Min-young menilai Indonesia tampil lebih baik ketimbang tim polesannya. Lee, pelatih wanita asal Korea Selatan, mengatakan, "Tim kami mainnya kurang baik. Kartu merah juga mempengaruhi permainan tim kami."

Kemenangan Garuda Muda turut disaksikan Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. Iwan tiba di stadion beberapa saat menjelang kick off. Ia menempati tribune VVIP di sisi barat stadion.

Saat Iwan tiba, sejumlah suporter yang menempati tribune sisi barat langsung meneriakkan nama Luis Milla. Iwan pun langsung membalas dengan lambaian tangan.

Milla adalah pelatih timnas Indonesia era 2017-2018. Nama Milla belakangan diisukan masuk bursa calon pelatih baru timnas Indonesia.

Selain dia, ada pula nama mantan pelatih timnas Korea Selatan, Shin Tae Yong. Kedua nama tersebut muncul selepas PSSI memecat, Simon McMenemy.

Selepas ini, timnas Indonesia U-19 dijadwalkan menghadapi Hongkong, Jumat (8/11) besok. Pada laga pertamanya, Hongkong menahan Korea Utara dengan skor 1-1.

Melawan Hongkong, Fakhri kemungkinan besar akan mempertajam kemampuan para pemainnya saat menyelesaikan peluang. Maklum, ketika meladeni Timor Leste banyak kesempatan yang gagal dikonversi menjadi gol. Beckham paling sering membuang kans tersebut.

“Beckham di latihan bahkan di beberapa laga uji coba biasanya akurasinya bagus tapi tidak tahu kenapa hari ini (kemarin--red) dia banyak buang peluang. Menurut saya ada aspek yang mempengaruhi, bisa karena mental atau hal apapun. Tapi ini jadi catatan kami soal finishing," ujar Fakhri, eks pemain nasional era 1990-an.

Pinjam lisensi

Sementara itu terkait sosok Lee, manajer Timor Leste U-19 Gelasio Da Silva Carvalho menyebut Eduardo Pereira sejatinya adalah pelatih tim. Dia yang berwenang memilih pemain dan menyusun strategi di lapangan.

Namun, Lee "dipinjam" karena Eduardo belum memiliki linsensi kepelatihan A dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Pasalnya, AFC mengharuskan pelatih berlisensi A AFC-lah yang menjadi pelatih kepala.

Federasi Timor Leste kemudian meminjam nama Lee untuk dimasukkan ke daftar pelatih di Pra Piala Asia U-19 2020 ini. Kebetulan, Lee merupakan pelatih timnas putri Timor Leste.

Menurut Gelasio, pihaknya meminjam tenaga Lee karena pemerintah menerapkan aturan agar talenta lokal dimanfaatkan untuk melatih Timor Leste. Eduardo sendiri diklaim Gelasio cukup berprestasi di Liga 1-nya Timor Leste bersama klub AS Ponta Leste. (Tribunnetwork/amj/eko/ydw/m22)

 

Klasemen sementara Grup K

1 Indonesia         1              1              0              0              3-1          3

2 Korea Utara    1              0              1              0              1-1          1

3 Hongkong        1              0              1              0              1-1          1

4 Timor Leste     1              0              0              1              1-3          0

Berita Terkini