Hasil bumi yang dibawa ke Singapura ditukarkan dengan senjata.
Kemudian senjata itu akan diserahkan kepada pejabat yang ada di Sumatra untuk melawan Belanda.
Selain usaha menembus blokade Belanda, perjalanan juga sulit mengingat kapal yang digunakan terlalu kecil untuk ukuran gelombang samudera.
Kapal yang digunakan untuk operasi ini dinamai The Outlaw.
John Lie sempat tertangkap perwira Inggris ketika membawa 18 drum minyak sawit.
Setelah diadili di Singapura, John Lie dibebaskan karena tidak terbukti bersalah.
Setelah menyerahkan senjata pada Bupati Usman Effendi dan Abusamah, John Lie mendapat surat dari Syahbandar bahwa The Outlaw merupakan kapal Indonesia.
Kemudian kapal itu diberi nama resmi PPB 58 LB.
Seminggu setelah kejadian itu, John Lie kembali ke Port Swettenham di Malaya.
• Bill Gates Ungkap Ketakutan Terbesar Dalam Hidupnya
Ia turut mendirikan pangklaan Angkatan Laut yang menyuplai bahan bakar, makanan, dan senjata, untuk keperluan perjuangan mempertahankan kemerdekaan.
Aksi-aksinya selama perjuangan mempertahankan kemerdekaan membuat Belanda menjulukinya sebagai Hantu Selat Malaka.
Pada 1950, John Lie dipanggil oleh KASAL Laksamana TNI R Soebijakto.
Kemudian, ia ditugaskan sebagai Komandan Kapal Perang Rajawali.
Di masa berikutnya, John Lie aktif dalam penumpasan Republik Maluku Selatan dan PRRI/Semesta. (2)
Menikah