Raih simpati lawan
Tugas pasukan Sandi Yudha ini dalam perang konvensional tak terikat hukum internasional dan hukum humaniter perang.
Fokus penugasan dengan mengambil hati lawan.
Opsi pertempuran dan tindakan keras hanya pilihan terakhir.
Hendropriyono memimpin suatu unit berisi delapan orang yang bergerak dalam jumlah kecil.
Mereka saat itu berupaya mendekat ke arah gubuk Hassan, seorang komandan PGRS.
Peristiwa itu berlangsung semalaman dan senyap.
Salah satu pasukan Sandi Yudha harus membunuh penjaga gubuk yang memegang senjata api dengan sangkur.
Setelah berhasil mendekat, Hendropriyono meminta Hassan menyerah.
Namun Hassan pun melawan.
Pertempuran jarak dekat satu lawan satu pun terjadi.
Hendropriyono berhasil menaklukkan Hassan, dalam pertempuran jarak dekat, meski paha dan jarinya sempat luka karena serangan sangkur Hassan.
Hendropriyono dan pasukannya juga berusaha sebisa mungkin membujuk hati musuh agar bersimpati ke Indonesia.
Hasilnya, sebuah peristiwa yang mengharukan terjadi pada 2005. Wong Kee Chok yang pernah menjadi komandan PGRS dan Hendropriyono bertemu.
Keduanya pun saling berpelukan, menangis, dan menanyakan kabar masing-masing.