Mahasiswa Demo 11 Jam di Gedung DPR: Gerbang Tol Dibakar

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gerbang Pejompongan tol dalam kota, dibakar massa, di Jakarta, Selasa (24/9/2019). Ribuan mahasiswa dari berbagai kampus turun ke jalan berunjukrasa menolak UU KPK dan pengesahan RUU KUHP.

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Aksi unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta terus rusuh. Berdasarkan pantauan di lokasi sekira pukul 20.30 WIB, massa membakar pintu tol Slipi menuju Semanggi.

Dengan cepat, api membakar sebagian pintu tol yang berada tepat di depan Gedung BPK. Polisi pun bergerak cepat, memadamkan api dengan mengerahkan mobil water cannon.

Api awalnya membakar bagian ujung pintu tol yang membuka akses kendaraan roda empat dari arah Slipi ke arah Semanggi tersebut. Itu pun awalnya tidak disadari oleh polisi yang sedang berjaga di depan Gedung DPR/ MPR. Setelah ada yang berteriak-berteriak "kebakaran," barulah polisi memantau titik api. Tak butuh waktu lama, api kemudian merembet ke bangunan gerbang tol sehingga api semakin besar.

Baca: Rusuh Wamena Tewaskan 26 Orang: Ini Data Orang Mengungsi

Belum diketahui siapa yang membakar gerbang tol tersebut. Tapi, di sekitarnya, terdapat sejumlah orang. Tidak diketahui pula apakah orang-orang tersebut adalah mahasiswa atau bukan. Pasalnya, mereka mengenakan baju bebas.

Halte TransJakarta Senayan JCC juga dirusak mahasiswa. Akibatnya, kaca-kaca pecah dan lampu di dalam halte padam. Halte TransJakarta Senayan JCC gelap. Pecahan kaca berceceran dan tampak bongkahan batu di dalam halte.

Pintu Belakang DPR Jebol

Mahasiswa berhasil menjebol pintu gerbang belakang Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/9). Pantauan Tribun pukul 21.50 WIB, massa mahasiswa berhasil menjebol pagar pintu masjid DPR RI.

Mereka berhasil membuka dua lapis pagar di pintu masjid DPR. Bahkan, masaa mahasiswa juga membakar sebuah barang tepat di depan pintu gerbang masjid DPR. Selain itu, mahasiswa juga melemparkan batu ke arah petuhas kepolisian dari bawah dan atas stasiun Palmerah. Mahasiswa juga berhasil menjebol pagar tempat keluar masuk truk sampah.

Petugas kepolisian langsung bertindak sigap dengan menembakan gas air mata ke arah mahasiswa. Polisi juga berhasil menutup kembali pagar belakang gedung DPR. Sementara itu, massa mahasiswa masih melempari petugas kepolisian dengan batu.

Baca: Dibangun Sejak 2011 dan Sempat Terhenti, Pemerintah Genjot Pembangunan Masjid Ini!

Mahasiswa Demo 11 Jam di Gedung DPR

Ribuan mahasiswa masih bertahan di gedung DPR dan memblokir jalan tol. Demonstrasi yang berlangsung sejak Selasa (24/9) pukul 10.00 WIB itu, hingga pukul 21.00 WIB masih berlangsung.

Pantauan Tribun, unjuk rasa sempat mereda saat adzan maghrib. Setelah itu mahasiswa kembali mencoba merangsek ke depan gedung DPR. Ribuan mahasiswa dihalau ke arah fly over Senayan dan ke arah Slipi.

Sekitar pukul 19.00 WIB bentrokan pecah, polisi menembakkan gas air mata ke arah mahasiswa. Mereka kocar kacir. Melalui pengeras suara salah seorang komandan polisi menugaskan kepada aparat Brimob untuk terus maju menghadang mahasiswa yang berusaha masuk ke depan gedung DPR.

"Ayo ! siapkan gas air mata. Mobil baracuda siap!Brimob maju satu langkah dua langkah," ujar komandan tersebut.

Ribuan mahasiswa pun lari tunggang langgang ke arah stasiun Palmerah. Bentrokan kembali pecah di dekat stasiun Palmerah atau seberang gedung Kompas Gramedia. Massa melempari pos polisi di Jalan Palmerah Timur, Jakarta. Pos polisi itu tampak rusak.

Pantauan Tribun massa tampak melempari pos polisi itu dengan batu sekitar pukul 20.10 WIB. Batu diperoleh dari batu-batu di rel kereta api. Plang pospol tampak patah. Dinding pospol juga terlihat bekas lemparan batu.

Sementara di depan pospol, 2 sepeda motor terbakar. Di sebelah kiri pospol, tepatnya Jalan Palmerah Selatan, massa membakar kayu di tengah jalan. Para pegawai di gedung DPR yang hendak pulang terhambat. Mereka tertahan di pintu belakang gedung DPR. Buntut dari aksi tersebut KRL Commuter Line dari dan ke stasiun Palmerah melambatkan lajunya.

Pemandangan serupa juga terjadi di flyover Slipi. lemparan batu dari massa ada di arteri Jalan Gatot Subroto diarahkan ke polisi yang berada di flyover Slipi. Polisi bertahan, sesekali membalas dengan tembakan gas air mata.

Setelah beberapa kali tembakan, lemparan batu berkurang. Polisi kemudian maju untuk mengurai massa yang berkumpul. Sebagian mahasiswa lari, namun ada yang tetap bertahan. Hingga pukul 21.30 WIB polisi masih berupaya membubarkan massa di wilayah Slipi.

Ketua DPR Kena Gas Air Mata

Ketua DPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) dievakuasi ke ruangan Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya yang berada di dalam halaman Gedung DPR. Bamsoet awalnya hendak menemui massa mahasiswa yang sedang berunjuk rasa di depan Gedung DPR.

Bamsoet sebetulnya sempat berjalan ke arah lokasi unjuk rasa bersama Sekjen DPR Indra Iskandar. Dia berjalan dari dalam Gedung DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, menuju pintu gerbang.

Baca: Demo Tolak RUU KUHP dan Revisi UU KPK, Pinasang: Berpotensi Alat Kriminalisasi

Namun, saat sampai di air mancur yang berada di halaman Gedung DPR, asap gas air mata terasa menyengat. Bamsoet sempat mengoleskan pasta gigi ke pipinya. Tapi, karena asap gas air mata begitu menyengat, Bamsoet dan Indra dievakuasi ke ruangan Direktorat Pam Obvit Polda Metro Jaya.

Bamsoet kemudian menggelar konferensi pers. Ia didampingi Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Sekjen DPR Indra Iskandar. Bamsoet mengatakan untuk merespon situasi politik terkini, DPR telah memutuskan menunda pengesahan revisi KUHP serta RUU Pemasyarakatan.

"Saya jelaskan, dua pertama tadi RKUHP dan pemasyarakatan sudah kami tunda sesuai usulan pemerintah karena kami sadari tidak mungkin satu pihak bisa melaksanakan penuntasan UU, harus bersama-sama. Jadi ketika pemerintah menyampaikan itu maka kami menyambut dengan baik dan kita putuskan," katanya.

Bamsoet mengatakan penundaan tersebut dilakukan setelah DPR mendengar aspirasi dari mahasiswa. "Penundaan itu harus sejalan dengan tata cara dan prosedur di parlemen. Alhamdulillah seluruh fraksi dalam forum lobi memahami tuntutan mahasiswa dan keinginan presiden, maka kami teruskan," katanya.

Bamsoet meminta para mahasiswa untuk tidak bertindak anarkis dalam berunjukrasa. Menurutnya dua RUU telah dibatalkan pengesahannya oleh DPR. "Saya imbau kepada adek adek mahasiswa, agar menurunkan tensi karena semua tuntutannya sudah kita penuhi untuk ditunda. Apakah itu KUHP, ataupun pemasyarakatan," katanya.

Pegawai MPR Tak Bisa Pulang

Imbas dari unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan gedung DPR/MPR, banyak pegawai di kantor parlemen tersebut yang terjebak dan tidak bisa pulang. Salah satu yang masih bertahan di kantor walau jam kerja sudah selesai adalah Ana.

Pegawai Humas MPR ini bingung hendak pulang ke rumahnya di Bekasi. "Enggak bisa pulang. Kalau memang harus nginap ya nginap nih," ujar Ana saat berbincang dengan Tribun. Pegawai di Gedung DPR lainnya bernama Lena juga mengalami nasib yang sama. Ia juga memilih bertahan di kantornya karena tidak bisa keluar untuk pulang ke rumah.

"Terjebak di kantor sendiri, enggak bisa pulang," kata Lena.

Sementara itu polisi sempat menembakkan gas air mata ke udara. Gas air mata dilontarkan polisi untuk menghalau ribuan mahasiswa yang masih terus bertahan.

Imbas dari gas air mata tersebut banyak pegawai di gedung DPR mengalami perih di mata dan hidung berair. Bahkan mereka yang kena gas air mata sempat dievakuasi di gedung Nusantara V DPR.

"Ada yang dievakuasi kena gas air mata," ujar salah satu pegawai yang enggan disebut namanya. (Tribun Network/fik/mam/wly/yud)

Berita Terkini