Selain itu, ada beberapa hal lain yang membuat usia sangat memengaruhi kesuburan pria, seperti:
• Bentuk sperma Semakin tua usia pria, maka bentuk atau morfologi sperma akan turut berubah, sehingga membuatnya tidak lagi ideal untuk membuahi sel telur.
• Penurunan produksi hormon Tidak hanya berkaitan dengan sperma, masa subur pria juga berkaitan dengan produksi hormon testosteron. Setelah memasuki usia 40 tahun, produksi hormon testosteron akan semakin menurun. Hal ini akan berpengaruh pada penurunan libido, dan membuat pria menjadi lebih sulit melakukan hubungan seksual secara rutin.
• Risiko penyakit Penyakit yang dapat memengaruhi kesuburan pria, seperti diabetes, umumnya terjadi pada pria yang berusia lebih tua. Selain itu, beberapa jenis obat yang mungkin dikonsumsi untuk mengatasi penyakit tertentu juga dapat memengaruhi kesuburan.
• Pasangan yang berusia lebih tua Secara biologis, kesuburan wanita akan mulai berkurang setelah usia 30 tahun dan benar-benar menurun setelah usia 35 tahun. Semakin tua usia pasangan, maka kemungkinan pembuahan berhasil dilakukan pun akan semakin kecil.
Risiko kehamilan wanita dan hubungannya dengan usia pria Sejak awal, usia pria dan proses kehamilan sangat erat kaitannya.
Pada pria yang masih berusia muda, umumnya kehamilan dapat tercapai kurang dari satu tahun.
Namun, pada pria yang sudah memasuki usia paruh baya, kemungkinan kehamilan akan menurun dan mungkin butuh waktu mencoba lebih lama.
Hal ini berlaku, berapapun usia pasangan wanitanya.
Rata-rata, jika pasangan laki-laki dan perempuan sama-sama berusia di bawah 25 tahun, maka kehamilan dapat tercapai dalam lima bulan setelah mencobanya.
Namun, jika pasangan perempuan berusia di bawah 25 tahun dan pasangan laki-laki berumur lebih dari 40 tahun, kehamilan umumnya baru akan tercapai setelah dua tahun.
Setelah pembuahan berhasil terjadi pun, ada serangkaian kondisi yang dapat muncul saat kehamilan, seperti:
1. Peningkatan risiko keguguran Usia ayah ternyata juga dapat memengaruhi kemungkinan bayi bertahan di dalam kandungan.
Risiko keguguran meningkat hingga dua kali lipat pada ayah yang berusia lebih dari 45 tahun jika dibandingkan dengan ayah yang berusia 25 tahun.
2. Peningkatan risiko autisme Bayi yang ayahnya berusia di atas 40 tahun, memiliki kemungkinan lima kali lebih besar memiliki spektrum autisme, jika dibandingkan dengan bayi dengan ayah berusia di bawah 30 tahun.