TRIBUNMANADO.CO.ID - Polisi menggagalkan aksi ritual yang melakukan pengorbanan terhadap anak perempuan.
Polisi berhasil menyelamatkan seorang anak perempuan usia tiga tahun. Anak tersebut hendak dikorbankan dalam sebuah ritual oleh keluarganya.
Ritual yang nyaris berakhir mengerikan itu terjadi di desa Ganakpara, distrik Udalguri, negara bagian Assam India pada Sabtu (6/7/2019) lalu.
Polisi tiba di lokasi setelah mendapat laporan warga desa yang curiga dengan asap yang mengepul dari rumah Jadab Saharia, seorang guru sains di sekolah setempat.
Menurut berita NDTV, saat polisi tiba, prosesi ritual pengorbanan sudah dimulai dengan Saharia bersama anggota keluarganya, baik pria maupun wanita, sudah menanggalkan pakaian mereka dan seorang anak perempuan sudah ditempatkan di atas altar dadakan.
Acara ritual itu dipimpin seorang pendeta yang telah membawa sebilah pedang panjang, siap untuk memenggal kepala balita itu.
Petugas dan warga awalnya berusaha membujuk keluarga itu untuk menghentikan ritual pengorbanan, namun hal itu justru membuat marah pendeta yang mulai mengacung-acungkan pedang dan kapak untuk mengancam warga.
Situasi mulai berubah kacau dengan anggota keluarga itu melemparkan batu dan peralatan ke arah petugas polisi.
Mereka juga membakar barang-barang mereka, termasuk sepeda motor, televisi, mobil, dan kulkas, untuk menghalangi petugas.
Mulai kehabisan cara untuk membujuk, polisi akhirnya melepaskan beberapa tembakan ke udara dan berhasil menenangkan keluarga dan pendeta itu.
Petugas yang melihat peluang akhirnya dapat menyelamatkan anak perempuan itu dan membawanya menjauh dari altar persembahan.
Polisi kemudian menempatkan anggota keluarga dan pendeta pemimpin ritual yang memegang parang ke dalam tahanan.
Tidak dijelaskan berapa orang yang ditahan dan apa saja hubungan di antara mereka.
Sementara anak perempuan yang hendak dikorbankan diketahui kemudian merupakan putri dari saudara ipar Saharia.
Balita tak berdosa itu hendak dikorbankan setelah diserahkan secara sukarela oleh sang ayah.