TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON – Sulawesi Utara siaga kebakaran! Senin (2/9/2019), ‘si jago merah’ mengamuk di 5 kabupaten dan kota. Diawali kebakaran lahan dan hutan (karhutla) di bilangan Jalan Trans Sulawesi, Kabupaten Minahasa Selatan.
Kemudian 3 rumah terbakar di Kota Tomohon, 1 kion Kota Manado, api meludeskan Puskesmas Minahasa dan karhutla di Bolaang Mongondow.
Kebakatan di Tomohon tepatnya di Lorong Wakan Oki, Kelurahan Matani 2. Peristiwa pada pukul 14.30 Wita ini menghanguskan 3 rumah. Ada empat keluarga yang jadi korban dalam kejadian ini.
Baca: Nama Capim KPK Sudah di Tangan Presiden Jokowi, Lili Pintauli Siregar Jadi Satu-satunya Perempuan
Keluarga Wowor-Mawikere, Sigar-Pratasik, Paath-Pontoan dan Wahani-Korompis. Ada 1 rumah nyaris terbakar milik Keluarga Rambitan-Pandey. Hanya dalam waktu tidak terlalu lama, api sudah menghanguskan 3 rumah.
Tampak tiga mobil pemadam kebakaran di lokasi. Masyarakat berkerumun untuk melihat kebakaran. Selain pemadam kebakaran, ada pula Tagana. Mereka bahu membahu memadamkan api.
Beberapa pejabat Pemkot Tomohon juga ada di lokasi. Satu di antaranya Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas Syske Wongkar. "Memang tiga rumah yang terbakar. Terbakar sekitar pukul 14.30," katanya.
Satu di antara keluarga korban ialah Keluarga Sigar-Pratasik. Rumah keluarga ini berada di tengah dari tiga rumah yang ludes terbakar. Semua anggota keluarga tidak ada di rumah saat kebakaran. Sindy Sigar (34), mengaku tidak ada di rumah saat kebakaran. Ia menjemput anak yang tertua di sekolah. "Melihat rumah sudah habis terbakar, badan saya jadi lemah. Rumah ada di tengah," katanya.
Api menurut cerita orang, kata dia, berasal dari sebelah kiri rumah. Rumah-rumah langsung ludes karena lantai duanya terbuat dari kayu. "Kami tidak masak. Saya juga mengecek rumah beberapa kali," katanya.
Sindy mengaku bersyukur walau rumah habis terbakar. Tiga anaknya yang berusia 9, 6 dan 5 tahun tidak di rumah. "Dua di bawah saat menjemput yang di sekolah. Anak-anak selamat," ujarnya. Rudi Sigar, sang suami lebih banyak diam. Ia termenung sendirian. "Surat-surat pun habis," ujarnya.
Api juga meluluhlantahkan Puskesmas Desa Mokupa, Kecamatan Tombariri, Minahasa, pukul 07.30. Kapolsek Tombariri Iptu James Rama mengatakan, menurut keterangan saksi Irma (32), ibu rumah tangga (IRT) di Jaga 12, ia melihat Puskesmas Mokupa sudah terbakar. Irma menyampaikan kepada masyarakat lain. Kemudian masyarakat Desa Mokupa bersama-sama mencoba memadamkan api.
Baca: Benny Wenda Aktor Rusuh Papua: Mobilisasi Informasi di Inggris-Australia
Menurut keterangan saksi remaja Novelino Assah (16), siswa SMK di Jaga 1, Desa Mokupa, ia hendak membeli pulsa di Alfamart di depan jalan raya. "Saksi mendengar suara ledakan di dalam puskesmas.
Ia melihat ada nyala api di atas seng di bagian sebelah kanan bangunan namun api belum besar. Kemudian saksi melaporkan kepada ibu guru Frida Bidaming yang lewat di lokasi tersebut," katanya.
Adapun yang tinggal di puskesmas adalah Keluarga Yanis-Supit, bekerja sebagai perawat puskesmas, Marlina Supit (32) PNS asal Jaga 6, Desa Ranowangko, Tombariri. Pada saat kejadian kebakaran mereka berada di rumahnya.
Menurut keterangan saksi Glen Yanis (37), pekerjaan wiraswasta, mereka yang tidak tinggal menetap di Puskesmas Mokupa. Hanya pada saat istrinya bertugas barulah mereka di Puskesmas Mokupa. Setelah itu mereka pulang ke rumah.
Glen mengalami kerugian materil (barang pribadi/peralatan puskesmas) serta tiga ekor anjing peliharaan. kurang lebih seluruhnya berjumlah Rp 50 juta. Api berhasil dipadamkan pada pukul 09.00 oleh satu unit pemadam kebakaran dari Pemprov Sulut dan satu unit pemadam kebakaran dari Pemkab Minahasa.
Karhutla kembali terjadi di Bolmong. Kali ini terjadi di kompleks SMK Keysia Pinogaluman, Kecamatan Lolak, pukul 18.00. Aparat TRC BPBD Bolmong pun berjibaku dengan api. Mereka dibantu personel damkar.
"Kami berupaya padamkan api," kata Kasie Tanggap Darurat BPBD Bolmong Abdul Muin Paputungan.
Dikatakan Muin, titik api baru terpantau di Desa Pindol, Desa Pindolili dan Desa Totabuan. Level convidence api di atas 75 persen. Diketahui Kabupaten Bolmong resmi menyandang status siaga darurat bencana kekeringan, karhutla dan angin kencang.
Penetapan itu dilakukan lewat Rapat Koordinasi (Rakor) kekeringan, karhutla dan angin kencang di aula lantai dua Kantor Bupati Bolmong, Senin pagi. Rapat dipimpin Sekda Bolmong Tahlis Gallang.
Paputungan mengatakan, status siaga darurat tersebut bakal berlangsung selama 45 hari. "Sejak 2 September hingga 16 Oktober 2019," kata dia. Ungkap dia, status siaga ditetapkan lantaran intensitas karhutla tinggi. Angin kencang pun terus menyerang sejumlah rumah. "Sementara sawah di sejumlah daerah alami kekeringan," kata dia.
BPBD mengaktifkan posko-posko terpadu guna pengendalian dan penanganan bencana.
"Sehingga kejadian di wilayah langsung bisa direspon secara cepat, tepat dan terpadu," tukasnya.
Data BPBD, karhutla berskala besar pada Agustus berjumlah 20-an kasus.
Baca: 85 Anggota DPR RI Terpilih Terancam Tak Dilantik
Api juga membakar 1 kion di Manado. Aksi ‘si jago merah’ pada pukul 09.30. Meski terjadi musibah, Meyti Kase, warga Lingkungan IV, Kelurahan Kairagi Satu, Kecamatan Mapanget, beryukur selamat dari peristiwa itu. Awalnya dia sedang memasak pesanan pelanggan. "Tabung yang satu sudah kosong, jadi saya menyuruh suami untuk menggantinya," ujarnya.
Sayangnya, saat Benny Goni, suaminya akan mengganti tabung gas, ternyata tabung gas tersebut tidak dilengkapi karet. "Saat suami saya memasukan regulator di tabung gas yang tidak ada goro (karet), gas di regulator berbunyi dan dengan cepat api dari konvor sebelah yang saya pakai berpindah di regulator tabung gas yang baru diganti," jelasnya.
Api cepat membesar hingga bingung mau ke mana. "Saya terpaksa loncat di atas api yang sementara menyalah, untungnya saya bisa selamat," akunya. Lanjutnya, semua barang jualan dan barang elektronik milik mereka hangus terbakar. "Ada kulkas dan banyak barang-barang lain yang tidak bisa diselamatkan. Syukurlah kami selamat," katanya. Keluarga Goni Kase mengalami kerugian Rp 30 juta.
Kapolsek Mapanget AKP Muhlis Suhani, membenarkan adanya kebakaran tersebut.
Karhutla juga terjadi di Kabupaten Minsel. Api membakar lahan di pinggir Jalan Trans Sulawesi. Para pengendara kendaraan bermotor khawatir. "Pemerintah harus ambil tindakan, karena ini sudah dekat dengan badan jalan," ucap Andre, pengguna jalan.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi mengeluarkan peringatan dini kekeringan.
Kepala Seksi Observasi dan Informasi Muhammad Chandra Buana melalui Prakirawan Christianto Pesoth dalam laporannya menyatakan, enam dari tujuh zona musim di Sulut telah memasuki musim kemarau. Dari data Hari Tanpa Hujan (HTH) update 1 September 2019, mengalami deret hari tanpa hujan berturut-turut lebih dari 21 hari.
Sementara dari prakiraan peluang curah hujan menunjukkan bahwa beberapa daerah diprakirakan bakal menunjukkan curah hujan sangat rendah (kurang dari 20 mm/dasarian) dengan peluang lebih dari 70 persen. (art/dma/juf/ano/nie)
PERINGATAN DINI KEKERINGAN
Status Waspada:
- Bolmut, Kecamatan Pinogaluman.
- Minahasa, Kecamatan Pineleng.
- Mitra, Kecamatan Ratatotok.
- Talaud, Kecamatan Lirung.
Status Siaga:
- Bitung, Kecamatan Aertembaga, Lembeh Utara, dan Matuari.
- Bolmong, Kecamatan Bolaang dan Dumoga Utara.
- Bolmut, Kecamatan Kaidipang.
- Mitra, Kecamatan Ratahan.
- Minut, Kecamatan Likupang Barat, Likupang Timur, dan Wori.
- Sitaro, Kecamatan Siao Tengah dan Tagulandang.
- Manado, Kecamatan Mapanget, Malalayang, dan Bunaken.
Sumber: BMKG Stasiun Klimatologi Minahasa Utara