NEWS

Mabuk dan Pakai Daster, 2 Gadis Masuk Ruangan Kepsek, Katanya Ingin Jadi Siswi Tapi Endingnya Begini

Editor: Indry Panigoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi siswi SMA

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ya, ada-ada saja kelakuan dua gadis belia ini. 

Mereka datang ke ruang kepala sekolah dalam kondisi mabuk.

Dua orang ini ingin mendaftar ke sekolah tersebut, tetapi satu di antaranya mengenakan daster.

Dua gadis ABG mendatangi kantor kepala kepala sekolah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kedua gadis ABG ini datang ke kantor kepala sekolah dalam keadaan mabuk.

Satu di antaranya datang ke kantor kepala sekolah hanya mengenakan daster.

Kedatangan mereka ke kantor kepala sekolah hendak melamar menjadi siswi di sekolah tersebut.

Karena dalam keadaan mabuk, pihak sekolah akhirnya menghubungi Satpol PP.

Kedatangan Satpol PP membuat kedua gadis remaja ini emosi.

Mereka terlibat adu mulut dengan anggota Satpol PP.

Akhirnya, dua gadis ABG itu diamankan pihak Satpol PP.

Peristiwa ini terjadi di SMA Nesi Neomat Kupang.

Kedua gadis ABG itu masing-masing berinisial NG dan SA.

Keduanya diamankan di halaman sks Kantor Bupati Kupang yang saat ini difungsikan sebagai gedung sekolah SMA Swasta Nesi Neomat, Rabu (28/8/2019).

Kepala SMA Nesi Neomat, Simon Nesi, diwawancarai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya terkait dua calon siswa tersebut mengatakan kedua calon siswinya itu tampak seperti mabuk saat menjumpai dirinya di sekolah.

Calon Siswi SMA mabuk saat masuk ke ruang Kepala Sekolah hingga diamankan Satpol PP (POS KUPANG/LAUS MARKUS GOTI)
"Saya tidak tau mereka kenapa, yah mungkin minum alkohol entah di mana. Kelihatan memang seperti orang mabuk tapi saya berusaha untuk tenang mendengarkan mereka," ungkapnya.

Menurutnya, NG dan SA masih berstatus calon siswa.

NG sebelumnya sudah mendatangi pihak sekolah.

Kali ini NG datang mengenakan pakian seragam SMA juga membawa sahabatnya SA, mengenakan daster hijau lumut yang juga berniat sekolah di SMA Nesi Neomat.

Ia menjelaskan, berdasarkan pengakuan NG dan SA, keduanya merupakan siswi dropout dari salah satu SMA di Kota Kupang dan ingin melanjutkan pendidikan di SMA Nesi Neomat.

Lanjutnya, NG dan SA dipaksa keluar oleh anggota Satpol PP karena kurang sopan saat berbicara dengannya.

"Yah saya coba untuk tenangkan dua siswi ini, karena mereka memang sedang dalam kondisi yang tidak normal, tapi Satpol PP tegur mereka karena tidak sopan dan terjadilah keributan antar mereka," kata Simon.

Menurutnya, NG sangat marah karena ditegur oleh Satpol PP.

"Setelah dtegur gara-gara tidak sopan mereka lalu saling adu mulut dan saya langsung menghubungi polisi di pos," ungkapnya.

Tak lama setelah itu, kata Simon Satpol PP Kota Kupang datang lalu membawa NG dan SA ke Kantor Satpol PP.

"Saat Satpol PP Kota Kupang datang NG dan SA sudah ada di mobil hijau. Mereka mau diantar oleh anggota polisi dan

anggota Satpol PP Kabupaten Kupang ke kantor Satpol PP Kota Kupang, tapi lalu dipindahkan ke mobil keranjang Satpol PP Kota Kupang," ungkapnya.

Ia mengatakan, NG dan SA memang tetap berniat melanjutkan pendidikan di SMA Nesi Neomat, ia

bersedia menerima dan melakukan pendampingan agar bisa lebih baik.

"Ada banyak faktor mengapa mental mereka begitu. Mungkin dari keluarga, atau lingkungan

tapi kalau mereka masih mau sekolah kita didik mereka supaya jadi lebih baik," ungkapnya.

Sementara itu, Kasat Satpol PP Kota Kupang, Frasisko Amaral ditemui POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya mengaku, sudah melakukan pembinaan kepada NG dan SA.

"Tadi sudah diamankan dan sudah dikembalikan ke keluarga. NG di ke Kelapa Lima kalau SA ke BTN Kolhua," ungkapnya.

Ia menjelaskan, NG dan SA minum minuman keras tadi malam hingga hampir subuh, bahkan sebelum ke sekolah pun mereka masih sempat meneguk minuman.

"Itu pengakuan mereka, tapi mereka belum cukup sadar ketika memberikan keterangan," ungkapnya.

Berita Terkini