"Iya hari ini keluarga mau menyusul ke Makkah. Ini perwakilan keluarga baru mengurus paspor ke Makkah," kata Muhammad Jibril.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin atau Gus Yasin menyampaikan pesan terakhir yang disampaikan ayahnya, ulama sekaligus tokoh NU KH Maimun Zubair sebelum wafat. Gus Yasin mengatakan, Mbah Moen berpesan agar tetap mendukung pemerintah.
"Pesan waktu saya mendampingi di hotel, beliau berpesan jaga pondok pesantren, jaga negara, kita harus dukung pemerintahan," ujar Gus Yasin. Gus Yasin mengatakan, saat terakhir kali bertemu tak terlihat gejala sakit dari Mbah Moen.
Presiden Jokowi Berduka
Presiden Joko Widodo (Jokowi) turut menyampaikan belasungkawa atas wafatnya tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Kiai Haji Maimun Zubair atau Mbah Moen. Ucapan belasungkawa itu turut dibagikan Jokowi dalam unggahan Instagramnya, @jokowi. Dalam unggahannya, Jokowi membagikan foto ketika Mbah Moen memberikan sorban berwarna hijau padanya. Jokowi menyebut bahwa ia masih menyimpan sorban pemberian Mbah Moen itu.
"Saya masih menyimpan sorban hijau ini sorban yang dikalungkan sendiri oleh Kiai Haji Maimun Zubair," tulis @jokowi. Jokowi lalu bercerita bahwa ia sudah dua kali berkunjung ke kediaman mbah Moen di Pondok Pesantren Al-Anwar di Sarang, Rembang, Jawa Tengah. Di sana, Jokowi mengaku mendapatkan sambutan yang baik dari tuan rumah.
Kepergian Mbah Moen, menurut Jokowi, tidak hanya kehilangan besar bagi dirinya dan keluarga Pondok Pesantren Al-Anwar. Tetapi juga kehilangan besar bagi umat Islam dan seluruh rakyat Indonesia.
Jokowi mengaku kehilangan sosok Mbah Moen. Dia berharap pihak keluarga yang ditinggalkan tabah. "Oleh sebab itu, kita sangat kehilangan. Saya atas nama pemerintah, seluruh rakyat Indonesia, kita semua betul-betul berbelasungkawa atas wafatnya beliau," ujarnya.
"Semoga bisa diterima di tempat yang terbaik di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dam keikhlasan," tambah Jokowi.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto juga mengungkapkan duka cita mendalam atas wafatnya tokoh agama sejaligus pimpinan pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang KH Maimoen Zubair pada Selasa (6/8) subuh. Ungkapan tersebut dinyatakan Hadi lewat akun Instagram pribadinya @hadi.tjahjanto.
"SUGENG TINDAK MBAH MOEN (selamat jalan Mbah Moen). Innalilahi wainna ilaihi raajiun, kullu nafsin dzaiqatul maut. Saya sekeluarga turut berduka cita mendalam atas meninggalnya KH Maimum Zubair, pemimpin pondok Pesantren Al Anwar Sarang, Rembang di Makkah Al Mukarramah dini hari tadi," tulis Hadi dengan memyertakan fotonya ketika bersama Mbah Moen.
Wasiat untuk Megawati
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sangat berduka atas kabar wafatnya KH Maimun Zubair atau akrab dengan sebutan penuh hormat Mbah Moen di Makkah. Megawati lalu mengenang pertemuannya dengan Mbah Moen saat sebelum Kiai karismatik itu menunaikan ibadah haji pada Sabtu (27/7) lalu.
Dalam pertemuan selama lebih dari 2 jam tersebut, Megawati mengaku merasakan bagaimana Mbah Moen tampil dengan penuh kebijaksanaan dan membahas hal-hal fundamental terhadap berbagai persoalan bangsa. Mbah Moen bahkan menyatakan komitmennya yang begitu kuat terhadap Pancasila. Tanpa Pancasila tidak ada NKRI.
Hal itu disampaikan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menirukan apa yang disampaikan Megawati kepadanya. “Saat itu Ibu Megawati sudah merasakan bahwa pesan-pesan yang disampaikan sangat khusus. Bahkan Mbah Moen juga menyampaikan wasiat terakhir yang disampaikan oleh Beliau dengan disaksikan kedua putra Beliau, antara lain Gus Yasin," ucap Hasto.
Meninggalnya Mbah Moen jelas memendam duka yang mendalam untuk Megawati. Sebab, kata Hasto, Mbah Moen dan Megawati memiliki hubungan sangat dekat, dan secara periodik mengadakan pertemuan penuh kontemplasi untuk kepentingan bangsa dan bernegara.
"Ibu Megawati Soekarnoputri dan keluarga besar PDI Perjuangan sungguh merasakan duka cita mendalam dan sangat kehilangan sosok ulama karismatik yang benar-benar menjadi sumber ketaladan moral tersebut," kata Hasto.