NEWS

Rudy Salim, Miliarder Muda yang Hanya Lulusan SMA, 2 Kali Drop Out dari Kampus hingga Dihukum Ortu

Editor: Indry Panigoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudy Salim

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengusaha muda tajir melintir, seorang miliarder muda Rudy Salim kini menjadi sorotan publik.

Siapa sangka ternyata Rudy Salim memiliki bakat tersembunyi.

Di bagian akhir artikel ini juga terungkap rahasia kekayaan Rudy Salim.

Seperti diketahui, pengusaha 32 tahun itu menjadi sorotan lantaran memiliki cerita hidup yang inspiratif.
Meski kini ia tajir melintir, Rudy Salim mengaku hanya lulusan SMA.

Ia pernah 2 kali drop out dari universitas yang berbeda lantaran tak sanggup kuliah kedokteran.

Baca: Bekas Perwira Tinggi TNI Jadi Tersangka Korupsi Bersama Maruf, Kerugian Negara Rp 54 Miliar

Baca: Kartu Kredit Ibu Nagita Slavina Mendadak Jadi Sorotan, Hanya Dimiliki Kalangan Miliarder?

Baca: Miliarder Ini Cari Asisten Baru, Bayaran Fantastis Jaminan Keliling Dunia, Mau?

"Saya juga jadi dokter, dokter drop out. Nah, jadi saya drop out, yaudah jadi dihukumlah, istilahnya, 'kalau nggak sukses nggak usah ketemu orangtua lagi, nggak usah ketemu mamah lagi'," tutur Rudy Salim.

Pengakuan itu diungkapkan Rudy Salim kepada Hotman Paris dalam acara talkshow yang dipandu pengacara kondang itu, belum lama ini.

Meskipun hanya lulusan SMA, Rudy Salim sukses merintis bisnisnya hingga kini memiliki omset Rp 1,3 miliar per bulan.

Bisnis yang digeluti Rudy Salim antara lain showroom mobil mewah.

Tak hanya memiliki omset yang besar, Rudy Salim juga dikenal memiliki banyak barang-barang mewah.

Barang-barang yang dimiliki Rudy antara lain jam tangan, mobil, perahu, rumah yang serba mewah.

Tak hanya itu, Rudy Salim juga diketahui memiliki banyak relasi.
Ia bahkan kerap memamerkan potret dirinya dengan beberapa pejabat.

Selain itu, Rudy Salim ternyata juga berkawan baik dengan anak Ahok.

Anak sulung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang bernama Nicholas Sean terlihat kerap membagi momen dengan pengusaha muda tersebut.

Bahkan, Sean sempat dibuat terkesima dengan bakat tersembunyi pria yang hanya lulusan SMA tersebut.

Hal ini diungkapnya melalui InstaStory akun Instagram @nachoseann, pada Minggu (28/7/2019).

BERITA POPULER:

Baca: Tiga Hari Tak Pulang Rumah, Siswi SMA Ini Ditemukan di Penginapan Bersama Seorang Pria

Baca: Ramalan Zodiak Leo dan Virgo Bulan Agustus 2019: Keuangan Leo Meningkat, Virgo Fokus Jaga Kesehatan

Baca: Bripka Desri Meninggal Digigit Ular Death Adder, Pakar Toksonologi Ungkap Cara Penanganan

Berawal dari Bisnis Kredit BlackBerry

Berawal dari pembiayaan mikro tahun 2006 lalu, kini bisnis itu beranak pinak hingga bisnis properti, makanan dan minuman, rumah produksi, dan bisnis mobil supercar.

Tak berhenti, pemilik bisnis itu kini sedang menjajal bisnis teknologi.

Rudy Salim, Chief Executive Officer (CEO) Prestige Corp membeberkan rencana bisnisnya ke Jurnalis KONTAN (grup Surya.co.id), Asnil Bambani Amri pada Maret 2019 lalu.

Saya pertama kali bisnis micro finance bernama Excel Trade tahun 2006.

Ini bisnis kredit handphone dan home appliance daring pertama saat itu. Saya pasarkan lewat Kaskus, yang saat itu menjadi komunitas daring terbesar di Indonesia.

Kala itu, belum ada e-commerce, Instagram, Facebook, dan lainnya.

Belakangan kredit daring dikenal dengan teknologi finansial (tekfin), sementara saya sudah melakukannya jauh hari.

Di bisnis ini, awalnya, saya fokus kredit BlackBerry yang banyak peminat.

Modal Rp 300 juta, sebagai modal awal, terserap dalam seminggu.

Saya kemudian mencari investor. Rupanya, banyak yang tertarik karena bisnis saya efisien dan bermargin besar.

Hasilnya, transaksi saya naik sampai Rp 3 miliar per bulan.

Tiga bulan pertama, sempat ada kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) 8%.

Maklum kreditnya cukup pakai kartu keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Setelah kami evaluasi tiga bulan, kami bikin sistem sehingga bisa meminimalisir kredit macet menjadi 1,8%.

Bisnis Excel Trade mulai tertekan saat tren digital hadir, ecommerce datang, dan kompetitor marak di 2012.

Saya diversifikasi bisnis dengan mengimpor dua unit Mercy dan satu unit Porsche untuk dijual.

Tiga unit itulah cikal bakal bisnis supercar Prestige Image Motor yang kini memasarkan 37 supercar dari berbagai merek.

Bisnis supercar mencapai kejayaan di 2013, hingga berhadapan dengan pelemahan rupiah di tahun 2014.

Saat itu, pajak penjualan barang mewah yang naik dari 75% jadi 125% membuat harga naik drastis dua kali lipat.

Saya tak ambil pusing. Saya alihkan impor mobil listrik Tesla yang pajaknya kecil. Hasilnya, pendapatan kami stabil.

Diversifikasi saya lanjutkan dengan bisnis properti dan makanan.

Saya sewa lahan di bandara Soekarno-Hatta seluas 1,5 hektare dan saya jadikan tempat kuliner Space Market yang saya sewakan lagi ke pemilik restoran Bebek Tepi Sawah, Mang Engking, dan lain-lain.

Di bisnis makanan, saya buka lima toko kue, kerjasama dengan Luna Maya.

Saya punya prinsip, tidak mau menaruh telur di satu keranjang. Jika keranjang jatuh, maka semuanya bisa pecah.

Makanya, saya sebar investasinya. Bisnis makanan saya yang lain adalah restoran Kastera, Geinshou, TAB Take a Bite, High Style Hotpot, Mango Bomb.

Dalam waktu dekat, saya juga akan menghadirkan restoran Wolfgang’s Steakhouse dari Amerika Serikat (AS).

Satu lagi restoran Jepang yang akan saya akuisisi. Ini semua asal muasalnya dari micro finance.

Saya merasakan nikmatnya bisnis makanan, karena semua tunai, tak seperti bisnis saya yang lain.

Beberapa tahun lalu, saya juga membuka rumah produksi RA Picture dengan Rafi Ahmad. Saat ini, kami produksi 12 film, tujuh sudah tayang.

Kolase Foto Rudy Salim-Raffi-Nagita (instagram @rudysalim @raffinagita 1717)

Beda bisnis beda strategi

Setiap bisnis memiliki strategi yang berbeda. Memasarkan supercar berbeda memasarkan film atau makanan.

Bisnis film cukup dengan menjual tiket plus dengan hadiah minyak goreng.

Kalau supercar tak bisa, butuh personal approach. Contoh, saya jual supercar ke Ketua DPR Bambang Soesatyo, bukan staf yang melayani, tapi saya.

Tantangan lainnya adalah, bisnis supercar bisnis sulit, pajaknya besar, dan pasarnya terbatas.

Selain personal approach, saya susun strategi lain yaitu unique selling proportion. Saya harus jual supercar pertama dan belum pernah ada di Indonesia.

Sebelum impor, saya melakukan penjajakan dulu, agar setelah impor langsung ada peminatnya.

Ternyata sukses! Jadi, setiap saya impor, langsung ada yang membeli tanpa inden.
Ini yang membedakan kami dari pesaing.

Strategi bisnis supercar juga berbeda dengan bisnis mobil biasa yang bisa terjual ratusan unit.

Penjualan supercar paling 20 unit per tahun, tapi harganya Rp 8 miliar–Rp 90 miliar.

Dalam bisnis, saya bukanlah orang idealis harus bisnis supercar saja. Diversifikasi bisnis penting.

Makanya, saya mempersiapkan beberapa bisnis baru, di antaranya dua bisnis digital.

Pertama bernama Automo yang merupakan marketplace penyewaan untuk mobil, termasuk supercar, kapal, dan juga pesawat.

Automo berbasis di Singapura tetapi sudah berkantor di Jakarta.

Kedua adalah Sainmaco yang mengembangkan teknologi blockchain yang juga di Singapura.
Saya telah investasi di kedua perusahaan tersebut. (*)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Rahasia Kekayaan Rudy Salim yang Hanya Lulusan SMA, Bakatnya juga Bikin Anak Ahok Terkesima

Artikel ini telah tayang di bangkapos.com dengan judul Hanya Tamat SMA, Rudy Salim Bisa Jadi Miliarder Muda, Apaan Bisnisnya Ya?,

Tonton:

Berita Terkini