Maklum kreditnya cukup pakai kartu keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Setelah kami evaluasi tiga bulan, kami bikin sistem sehingga bisa meminimalisir kredit macet menjadi 1,8%.
Bisnis Excel Trade mulai tertekan saat tren digital hadir, ecommerce datang, dan kompetitor marak di 2012.
Saya diversifikasi bisnis dengan mengimpor dua unit Mercy dan satu unit Porsche untuk dijual.
Tiga unit itulah cikal bakal bisnis supercar Prestige Image Motor yang kini memasarkan 37 supercar dari berbagai merek.
Bisnis supercar mencapai kejayaan di 2013, hingga berhadapan dengan pelemahan rupiah di tahun 2014.
Saat itu, pajak penjualan barang mewah yang naik dari 75% jadi 125% membuat harga naik drastis dua kali lipat.
Saya tak ambil pusing. Saya alihkan impor mobil listrik Tesla yang pajaknya kecil. Hasilnya, pendapatan kami stabil.
Diversifikasi saya lanjutkan dengan bisnis properti dan makanan.
Saya sewa lahan di bandara Soekarno-Hatta seluas 1,5 hektare dan saya jadikan tempat kuliner Space Market yang saya sewakan lagi ke pemilik restoran Bebek Tepi Sawah, Mang Engking, dan lain-lain.
Di bisnis makanan, saya buka lima toko kue, kerjasama dengan Luna Maya.
Saya punya prinsip, tidak mau menaruh telur di satu keranjang. Jika keranjang jatuh, maka semuanya bisa pecah.
Makanya, saya sebar investasinya. Bisnis makanan saya yang lain adalah restoran Kastera, Geinshou, TAB Take a Bite, High Style Hotpot, Mango Bomb.
Dalam waktu dekat, saya juga akan menghadirkan restoran Wolfgang’s Steakhouse dari Amerika Serikat (AS).
Satu lagi restoran Jepang yang akan saya akuisisi. Ini semua asal muasalnya dari micro finance.