Baca tanpa iklan
TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLAANG UKI - Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara, punya cara unik menangani sampah di sekolahnya.
Bagaimana tidak, para siswa dan guru di sekolah tersebut mengubah mesin cuci bekas menjadi tempat sampah.
Hal ini terlihat ketika tim penilaian Adiwiyata datang ke sekolah yang bertempat di Desa Tolondadu, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolsel, Selasa (30/07/2019).
Bahkan mesin cuci itu dibuat untuk memisahkan sampah Non Oraganik atau berbahan plastik.
Dengan sampah organik berbahan kertas.
Karya tersebut menarik minat Kabid Penataan dan Pentaatan DLH, Roy Mamonto.
Baca: Boba Bolsel 2019 Ikut Berpartisipasi di Pemecahan Rekor Dunia Selam di Manado
Baca: Wabup Bolsel Ingin Terapkan Kurikulum Kemaritiman di Lingkungan Pendidikan
"Ini kreatif sekali," ucapnya sambil membuka penutup tempat sampah.
Roy mengaku kepedulian tentang bahaya sampah plastik harus senantiasa dikumandangkan.
"Agar nanti Bolsel tetap bersih, dan bebas dari sampah plastik," ucapnya.
Pria dua orang anak ini juga berharap anak-anak yang ada di sekolah Bolsel bisa mengurangi pemakaian sampah plastik.
"Perbanyak tanam pohon, karena pohon adalah paru-paru bumi.
"Ayo ciptakan udara yang baik bagi tubuh kita," tegasnya.
Sementara itu, Kepala MTs Negeri 1 Bolsel Nurfazufim Tadore mengaku pihaknya akan memasukkan program peduli lingkungan ke visi sekolah.
"Kalau di sekolah kami sudah mulai menerapkan ramah lingkungan.
Tapi memang belum pada visi sekolahnya, makanya kedepan akan kami revisi," ucapnya.
Dirinya juga optimis MTs Negeri 1 Bolsel bisa memenangkan penilaian Adiwiyata.
Baca: Soal Mahasiswa Tolak Gaji Rp 8 Juta, Ini Tanggapan Rektor, Dosen, Mahasiswa, Alumnus Unklab
Baca: Polsek Remboken Tanamkan Tertib Lalu Lintas Sejak Dini pada Anak SD
"Insya Allah bisa menang," tegasnya.
3 Sekolah Dapat Penilaian Adiwiyata
Sebanyak tiga sekolah di Kabupaten Bolsel Provinsi Sulawesi Utara, mendapat penilaian Adiwiyata.
Penilaian tersebut dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Pendidikan Bolsel.
Selain itu ada pula dari beberapa komunitas penggiat lingkungan di Kabupaten Bolsel seperti KMPL Aracaceae.
Ketiga sekolah itu yakni SMP N Molibagu, SDN 2 Tolondadu, dan MTs Negeri 1 Bolsel.
Sufandi Burhan selaku sekertaris DLH Bolsel, menjelaskan jika penilaian Adiwiyata adalah bagaimana menilai sebuah sekolah yang ramah dan peduli pada lingkungan.
Jadi Adiwiyata ialah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
"Selain itu, program adiwiyata ialah program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya turun ke tiga sekolah ini.
Baca: Mega Indira Runtuwene - Laut Bukan Tempat Sampah Plastik
Baca: 363 Kilogram Sampah Plastik Berhasil Diangkut dari Pesisir Desa Bajo Minsel
Karena dirasa paling layak baik dalam hal penghijauan.
"Nanti pemenangnya akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 2019," ucapnya.
Sementara itu, Kabid Penataan dan Penaatan DLH, Roy Mamonto mengaku ada beberapa kriteria penilaian.
"Intinya sekolah tersebut harus punya visi menjaga lingkungan.
"Yang harus diperhatikan juga adalah bagaimana menyelesaikan masalah sampah plastik, mulai dari tempatnya hingga mengelola sampah kertas dan daun jadi pupuk," ucap dia.
Nantinya setelah pihaknya melakukan penilaian.
Akan ada pula tim dari Provinsi Sulut yang melakukan penilaian.
"Dalam waktu dekat ini akan ada penilaian dari Provinsi.
"Semoga ke depannya semakin banyak sekolah yang peduli dengan lingkungan," tegasnya.
(Tribun Manado/Nielton Durado)
BERITA TERPOPULER :
Baca: Sebelum Gempur KKB Papua, Komandan TNI AD Bermimpi Aneh, Maknanya Kematian
Baca: Bahaya, Jangan Mandi di Waktu Ini, Berisiko Mengalami Kematian Mendadak
Baca: 5 Pemicu Penyakit Kanker Paru-paru yang Renggut Nyawa Mantan Bupati Ichsan Yasin Limpo
TONTON JUGA :