Penyiraman Air Keras

Kasus Penyiraman Air Keras Terhadap Novel Baswedan Sengaja Dibuat Rumit, Begitu Kata Rocky Gerung

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rocky Gerung dan Novel Baswedan

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum juga selesai.

Hal itu pun dikritisi akademisi Rocky Gerung.

Menuru Rocky Gerung, sejak awal pengungkapan kasus ini sengaja dibuat rumit agar tak mudah dibongkar.

"Kan kelihatan dari awal dibikin rumit prosedurnya," ujar Rocky Gerung di Gedung Penunjang KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Selasa (23/7/2019).

Baca: Rocky Gerung Dorong Presiden Jokowi Intervensi KPK, Mulai Ada Keraguan Independensi KPK

Baca: KAGUM Hotman Paris Beri Hadiah Apartemen 35 M untuk Putrinya, Simak Karir Cemerlang Felicia Hutapea

Baca: Dua Mobil dan Satu Sepeda Motor Terlibat Kecelakaan di Tinoor, Begini Kondisi dan Ini Identitasnya

Baca: Perut Puput Nastiti Devi Semakin Besar, Terungkap Saat Ia Temani Ahok ke Tempat Ini, Berapa Bulan?

Baca: Pertemuan Megawati-Prabowo di Mata politisi PKB, Apresiasi Pertemuan Dua Tokoh Nasional

"Jadi itu soalnya rakyat dibuat jengkel. Jadi tim buat tim, nanti timnya buat tim lagi. Kan itu kedunguan dalam upaya untuk membongkar konspirasi," sambungnya.

Ia menyebut pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian yang beranggotakan para pegiat HAM, akademisi, dan pakar, menunjukkan ada variabel non kriminal di dalam kasus tersebut.

"Kalau (kriminal) biasanya kan polisi yang tangani. Jadi tim pencari fakta dibentuk karena variabel standar tidak mungkin dipakai ‎untuk membongkar kasus."

"Makanya dibikin tim pencari fakta, mesti ada unsur lain selain polisi," kata Rocky Gerung.

Setelah enam bulan bekerja, TPF merekomendasikan Kapolri untuk mendalami keberadaan tiga orang yang diduga terkait kasus Novel Baswedan, dengan membentuk tim teknis berkemampuan spesifik.

"Dan tim pencari fakta bilang, oke sudah kami temukan masalahnya. Masalahnya adalah bentuk tim teknis untuk memastikan fakta-fakta itu," ucapnya.

Menurut Rocky Gerung, rekomendasi dari TPF bentukan Kapolri justru merumitkan proses pengungkapan kasus Novel Baswedan.

Sebab, tim teknis diisi oleh anggota Korps Bhayangkara. Padahal, sejak awal kasus Novel Baswedan diyakini bukan kasus kriminal murni.

"Kan dari awal sudah dibilang ini bukan peristiwa kriminal, makanya dibuat tim pencari fakta, kok malah dibalikin lagi ke polisi?"

"Sifat konspiratif selalu ada di dalam membuat TPF," tambah Rocky Gerung.

Sebelumnya, Presiden Jokowi meminta Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) bentukan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, segera mengungkap kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Halaman
1234

Berita Terkini