Bentrok di Buton: Anah Panah Balas Teguran Konvoi Takbiran

Penulis: Tim Tribun Manado
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekitar 56 rumah warga Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, dibakar sekelompok pemuda dari desa tetangganya, Desa Sampuabalo, Rabu (5/6/2019) sore. Belum diketahui penyebab pasti pemicu pertikaianyang melibatkan antar kelompok pemuda desa gunung jaya dengan pemuda desa sampuabalo.

Menurut Iriyanto, Lebaran seharusnya menjadi momentum umat Islam untuk mempererat tali silaturahmi dengan saling memaafkan. "Saya imbau masyarakat untuk tetap tenang. Provokator dan pelaku pembakaran rumah akan ditindak sesuai aturan perundang-undangan," kata Irianto.

Kapolda mengaku telah berkoordinasi dengan Gubernur Sulawesi Tenggara, Ali Mazi yang akan melakukan kompensasi dan pergantian rumah yang terbakar. “Kami harapkan, kami mohon kepada masyarakat kedua belah pihak agar menahan diri, apalagi ini hari momen Idul Fitri, kita saling memaafkan. Yang melanggar hukum jelas akan bertanggung dan aturan kita tegakkan,” ucap Irianto.

Baca: Jokowi dan Prabowo Saling Nelpon: Ini yang Mereka Bicarakan

Konvoi Malam Takbiran

Konvoi kendaraan bermotor untuk merayakan malam takbiran menyambut Idul Fitri, boleh-boleh saja. Namun jangan sampai keterlaluan, sehingga mengusik orang lain, seperti bentrokan yang menewaskan dua orang warga desa, melukai 8 orang dan membakar 87 rumah milik warga desa di Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan data Badan Puast Statistik Kabupaten Buton 2017, jumlah penduduk Kecamatan Siotapina sebanyak 12.739 jiwa yang tersebar dia 11 desa. Mayoritas penduduk beragama Islam.

Kapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Irianto mengatakan, pemicu terjadinya pertikaian antara warga Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo karena salah paham.

“Karena kesalahpahaman antara Desa Gunung Jaya dengan Desa Sampuabalo, yang diawali dari pemuda Sampuabalo yang melintas di Desa Gunung Jaya, karena memainkan gas motor. Masyarakat Gunung Jaya terganggu dan tidak terima sehingga masyarakat mengeluarkan pernyataan yang tidak mengenakkan," kata Irianto, di Desa Gunung Jaya, Kecamatan Siotapina, Kabupaten Buton.

"Kejadian tersebut berlanjut, tak lama kemudian, masyarakat Sampuabalo tiba-tiba datang ke Gunung Jaya terjadi lemparan batu. Masyarakat Desa Gunung Jaya sangat sedikit penghuninya, sehingga ada pembakaran,” tambah Irianto.

Ia mengaku, telah memerintahkan Kapolres Buton, Polres Baubau dan Polres Muna untuk melakukan pendekatan dan memadamkan api sampai jam 2 subuh.

Perwira bintang satu ini menuturkan, kedatangannya ke Desa Gunung Jaya untuk menenangkan warga agar tidak terpancing dan terprovokasi untuk melakukan aksi balasan.

“Tolong berikan kepercayaan kepada TNI Polri untuk melakukan tindakan kepolisian. Saya sebagai Kapolda, menjamin untuk itu, akan kita tegakan hukum, siapa pelakunya akan kita tindak,” ujar dia.

Siaga 1

Untuk meredam kerusuhan, Polda Sultra mengirim personel ke lokasi. Hingga Jumat kemarin, pasukan TNI/Polri berjaga-jaga dan status situasi-kondis kemanan siaga I."Statusnya (personel) siaga 1," kata Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Goldenhardt saat ditemui di Mapolda Sultra, Jumat.

Harry mengatakan status siaga 1 personel itu sesuai arahan Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto. "Arahan Bapak Kapolda Sultra, kami melaksanakan siaga I," ujar Harry.

Status Siaga Satu diberlakukan dengan tujuan penambahan personel yang diterjunkan serta meningkatkan kewaspadaan. Siaga 1 artinya 2/3 (dua per tiga) kekuatan personel ditugaskan, dan kewaspadaan ditingkatkan juga.

Halaman
123

Berita Terkini