Belakangan si ibu punya gandengan sendiri.
Hingga ia mulai jarang mengunjungi Dini.
Dini sedih tidak dikunjungi ibunya di hari idul fitri. Dalam tangis ia berdoa
agar Allah menyatukan ayah dan ibunya kembali.
"Itu doa saya," kata dia.
Lain lagi dengan Aldo (11), warga Kopandakan.
Kebahagiaan keluarganya terenggut secara tiba tiba.
"Waktu itu ayah dan ibu tiba tiba bertengkar hebat, setiap hari, kemudian ayah pergi dan saya diantar ibu ke panti asuhan ini," kata dia.
Aldo mengaku itulah masa masa sulitnya.
Ia menangis setiap hari, beberapa kali ingin lari dari panti asuhan untuk ketemu ibunya.
"Saya kemudian dibimbing menekuni agama, hingga akhirnya terbiasa, teman teman juga membantu," beber dia.
Aldo kecil menyimpan hasrat yang besar untuk bertemu kedua orang tuanya di hari raya idul fitri.
Dia ingin memeluk mereka berdua, mengajak bercakap cakap, meminta mereka berdamai, lantas membawanya dan pada akhirnya ketiganya menjalani kembali kehidupan bersama yang bahagia.
Tapi itu hanya mimpi seorang anak kecil yang belum memahami realita dan sulit menyelami ego kedua orang tuanya.
"Kadang ayah datang, kadang ibu, tak pernah mereka berdua sama sama datang," kata dia.
Citra (11) penghuni lainnya bercerita tentang hari harinya yang muram sewaktu pertama berada di panti asuhan.