TRIBUNMANADO.CO.ID - Anak bungsu Anji Manji, Sigra Umar Narada, divonis dokter menderita Autism Spectrum Disorder (ASD) saat usia 3 tahun.
Buah perkawinan Anji dengan Wina Natalia itu memang ramai diberitakan.
Mendengar vonis dokter, pria bernama lengkap Erdian Aji Prihartanto itu cukup merasa sedih.
Pasalnya, Sigra divonis ASD saat Anji sedang berada di luar kota.
"Saat itu saya sedang dbekerja di luar kota. Saya lalu memandangi koleksi foto dan video @sigraumarnarada yang ada di ponsel," tulis Anji di keterangan akun Instagram-nya.
Berikut tingkah lucu Sigra yang diunggah di akun instagram @sigraumarnarada:
Dikutip dari laman Alodokter.com, ada beberapa gejala yang mungkin jadi penanda saat seorang anak menderita autisme. Di antaranya:
- Tidak merespon pada namanya sendiri ketika dipanggil atau seperti tidak mendengar Anda sewaktu-waktu
- Kontak mata yang kurang dan ekspresi yang sedikit/tidak jelas
- Tidak berbicara atau lambat berbicara
- Menolak dipeluk atau disentuh, lebih suka main sendiri dan asyik dengan dunianya
- Tidak memulai percakapan, hanya bicara ketika meminta sesuatu
- Nada yang kurang tepat saat bicara, bisa seperti robot atau lagu
- Tidak mengerti pertanyaan sederhana
- Mengulangi kata-kata, tetapi tidak mengerti kapan menggunakannya
- Kurang mengekspresikan emosinya dan tidak mengerti yang orang lain rasakan
- Koordinasi gerak tubuh yang kurang baik
- Sensitif terhadap cahaya, suara atau sentuhan, tetapi bisa tidak sensitif terhadap nyeri atau temperatur
- Terpaku pada objek atau barang dengan fokus yang berlebihan
- Memiliki keinginan makanan yang khusus, seperti hanya makan sedikit, menolak makanan tertentu
Ada banyak penyebab seseorang bisa menderita autisme.
Mulai riwayat keturunan, polusi, makanan, dan masih banyak lagi.
Hanya saja, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, cucu-cucu perempuan dari nenek yang merokok saat mengandung orangtuanya dulu lebih rentan memiliki gejala autisme.
Risiko mengalami gangguan spektrum autisme (ASD) ini 53% lebih tinggi daripada cucu-cucu perempuan nenek yang bukan perokok.
Anak-anak perempuan itu pun punya kecenderungan lebih tinggi sebanyak 67% untuk menampilkan keterampilan sosial yang buruk dan perilaku yang berulang-ulang.
Rupanya, paparan rokok di dalam rahim menyebabkan perubahan pada kondisi sel telur perempuan yang kemudian memengaruhi perkembangan anak-anak hingga cucunya di masa depan.
Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengetahui alasan mengapa interaksi sosial anak terpengaruh.
Selain itu, penelitian juga bertujuan untuk melihat apakah anak laki-laki punya kemungkinan terhadap risiko yang sama.
Hasil studi tentang ibu hamil yang merokok dan ASD sebelum ini memang tidak begitu meyakinkan.
Namun, bukti baru dari penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Bristol, Inggris telah mengubahnya.
Lebih dari 14.500 responden dilibatkan dalam penelitian jangka panjang mengenai efek merokok pada kehamilan yang sudah dipublikasikan di Scientific Reports.
"Kita sudah tahu bahwa melindungi bayi dari asap tembakau adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan seorang perempuan untuk memberi anaknya awal yang sehat dalam kehidupan," ujar Profesor Jean Golding.
Menurutnya, menghentikan kebiasaan merokok selama kehamilan lebih baik daripada mereka yang merokok.
"Sekarang kita telah menemukan bahwa tidak merokok selama kehamilan juga bisa memberi anak-cucu kita masa depan dengan awal yang lebih baik."
Jean menambahkan, mereka telah mulai mempelajari peserta generasi berikutnya, yang mungkin menunjukkan apakah ada pengaruhnya lagi terhadap lapisan keluarga lain.
Profesor Marcus Pembrey, yang terlibat dalam penelitian ini, menambahkan tentang dua kemungkinan besar apabila si nenek merokok saat hamil.
"Dalam hal mekanisme, ada dua kemungkinan besar. Ada kerusakan DNA yang ditularkan ke cucu atau ada beberapa respons adaptif terhadap merokok yang membuat cucu lebih rentan terhadap ASD," jelas Profesor Pembrey.
Namun, ia mengatakan tidak ada penjelasan lebih rinci untuk perbedaan jenis kelamin.
Selain itu, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi efeknya.
Marcus menunjuk sebuah penelitian yang sebelumnya ia kerjakan karena menemukan bahwa ibu hamil yang merokok dikaitkan dengan pola pertumbuhan cucu dan cucu perempuan yang berbeda.
Merokok diketahui merusak DNA yang terdapat di mitokondria, yang terdapat di setiap sel, termasuk sel telur ibu.
Mutasi sering tidak memiliki pengaruh yang mencolok pada ibu itu sendiri, namun dampaknya dapat meningkat saat diturunkan ke anak-anak perempuannya sendiri.
Diperkirakan, sekitar 1 dari 100 orang di Inggris memiliki ASD.
Dari jumlah itu, lebih banyak anak laki-laki yang terdiagnosis ASD daripada anak perempuan.
ASD tidak bisa disembuhkan, tapi terapi bicara dan sejumlah intervensi lain tersedia untuk membantu anak-anak dan orangtua yang menderita autisme sejak dini.
Baca: Artis-Artis Ini Meninggal di Bulan Ramadan, 4 Di Antaranya Mengidap Kanker
Baca: Dunia Perfilman Indonesia Berduka, Penata Suara Khikmawan Santosa Meninggal Dunia
BACA JUGA BERITA POPULER:
Baca: VIDEO Oknum TNI Mutilasi Kasir Indomaret di Penginapan, Ibu Korban: Dia Kasar dan Suka Main Tangan
Baca: Fakta Baru Kematian Vera Oktaria Kasir Indomaret Korban Mutilasi, Ternyata Sering Diancam
Baca: Wanita 20 Tahun Diperkosa 10.800 Detik oleh 5 Pria di Depan Suaminya, Suaminya Hanya Bisa Buka Baju!
Baca: Pesan Terakhir Kasir Indomaret Sebelum Tewas Dimutilasi Oknum TNI: Aku Kangen dengar Kamu Ngaji
Artikel ini telah tayang di Nakita.ID dengan judul Anak Anji Didiagonis Sandang Autisme, Ternyata Kebiasaan Konsumsi ini Saat Hamil Berisiko Memicu Lahirkan Anak Autis 53%