- Kurang mengekspresikan emosinya dan tidak mengerti yang orang lain rasakan
- Koordinasi gerak tubuh yang kurang baik
- Sensitif terhadap cahaya, suara atau sentuhan, tetapi bisa tidak sensitif terhadap nyeri atau temperatur
- Terpaku pada objek atau barang dengan fokus yang berlebihan
- Memiliki keinginan makanan yang khusus, seperti hanya makan sedikit, menolak makanan tertentu
Ada banyak penyebab seseorang bisa menderita autisme.
Mulai riwayat keturunan, polusi, makanan, dan masih banyak lagi.
Hanya saja, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan, cucu-cucu perempuan dari nenek yang merokok saat mengandung orangtuanya dulu lebih rentan memiliki gejala autisme.
Risiko mengalami gangguan spektrum autisme (ASD) ini 53% lebih tinggi daripada cucu-cucu perempuan nenek yang bukan perokok.
Anak-anak perempuan itu pun punya kecenderungan lebih tinggi sebanyak 67% untuk menampilkan keterampilan sosial yang buruk dan perilaku yang berulang-ulang.
Rupanya, paparan rokok di dalam rahim menyebabkan perubahan pada kondisi sel telur perempuan yang kemudian memengaruhi perkembangan anak-anak hingga cucunya di masa depan.
Namun, para ilmuwan mengatakan bahwa penelitian lebih lanjut sangat diperlukan untuk mengetahui alasan mengapa interaksi sosial anak terpengaruh.
Selain itu, penelitian juga bertujuan untuk melihat apakah anak laki-laki punya kemungkinan terhadap risiko yang sama.
Hasil studi tentang ibu hamil yang merokok dan ASD sebelum ini memang tidak begitu meyakinkan.
Namun, bukti baru dari penelitian yang dilakukan tim dari Universitas Bristol, Inggris telah mengubahnya.