TRIBUNMANADO.CO.ID - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional pasangan calon 02 Prabowo-Sandiaga, Haikal Hassan menyebut calon wakil presiden nomor urut 01 Maruf Amin sebagai Wakil Presiden.
Hal tersebut disampaikan Haikal Hassan saat menghadiri Ijtima Ulama 3 di Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Mendengar kekeliruan Haikal Hassan pendukung presiden dan wakil presiden nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga yang hadir langsung memberikan sebuah reaksi dengan kompak.
Peristiwa tersebut terlihat melalui video di channel YouTube Macan Idealis, Rabu (1/5/2019).
Penelusuran TribunJakarta.com Ijtima Ulama itu dihadiri para ulama yang juga pendukung 02 Prabowo-Sandiaga.
Di depan para pendukung 02, Haikal Hassan sempat salah menyebut Maruf Amin sebagai wakil presiden, padahal saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu belum menetapkan siapa pemenang Pilpres 2019.
Baca: TERBARU pemilu2019.kpu.go.id Real Count KPU Pilpres 2019, Data Masuk 65%, 04/05/19 Pkl.07.15 WIB
Mulanya, Haikal Hassan berada di antara para ulama yang sedang bersantap makan di meja-meja bundar.
"Para ustaz para kiai kita akan mengetuk hati Kiai Ma'ruf, Kiai Maruf adalah wakil presiden," ujar Haikal Hassan dikutip TribunJakarta.com pada Jumat (3/5/2019).
Mendengar sebutan tersebut, para hadirin yang mendengarnya langsung memberikan reaksi dengan cepat dan kompak.
Mereka menyebut Maruf Amin saat ini masih berstatus sebagai calon wakil presiden.
"Calon wakil presiden," jawab beberapa hadirin.
Mendapati dirinya salah ucap, Haikal Hassan lalu membenarkan pernyataannya.
Ia lalu mengulang pernyataan soal Maruf Amin dengan menyebutkan sebagai calon wakil presiden.
"Calon wakil presiden dari paslon 01 yang telah kita lihat secara sah dan meyakinkan banyak terjadi kecurangan," ujar Haikal Hassan membetulkan pernyataanya.
"Wallahu A'lam apakah disengaja atau tidak disengaja tapi terbukti telah terstruktur dan masif," tambahnya.
Lalu, Haikal Hassam berinisiatif untuk mendaftar orang yang ingin datang ke kediaman Maruf Amin.
"Mari buat daftar untuk datang ke sowan ke rumah Kiai Maruf, insha Allah dipelopori oleh teman-teman kita semua yang ada di sini."
"Siapa yang ikut? Siapa yang ikut? Ke ane ke ane," ujar pendakwah ini.
Diketahui, pernyataan Haikal Hassan itu merupakan ajakan para hadirin yang datang di Ijtima Ulama 3 untuk menyambangi cawapres Maruf Amin.
Ustaz Haikal Hassan saat salah sebut jabatan Maruf Amin, Rabu (1/5/2019) (YouTube Macan Idealis)'
Soal 5 Rekomendasi Hasil Ijtima Ulama 3, Sandiaga Uno Tak Banyak Beri Komentar
Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno memberikan tanggapannya terkait Ijtima Ulama dan Tokoh Nasional Indonesia 3, yang menghasilkan lima rekomendasi.
Kelima rekomendasi itu adalah:
1. Menyimpulkan bahwa telah terjadi berbagai kecurangan dan kejahatan yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif dalam proses Pemilu 2019.
2. Mendorong dan meminta kepada BPN PAS untuk mengajukan keberatan melalui mekanisme legal prosedural tentang terjadinya berbagai kecurangan dan kejahatan yang terstruktur, sistematis, dan masif dalam proses Pilpres 2019.
3. Mendesak Bawaslu dan KPU memutuskan pembatalan/diskualifikasi paslon capres-cawapres 01.
4. Mengajak umat dan seluruh anak bangsa untuk mengawal dan mendampingi perjuangan penegakan hukum dengan cara syar’i dan legal konstitusional, dalam melawan kecurangan dan kejahatan serta ketidakadilan termasuk perjuangan/diskualifikasi paslon capres-cawapres 01 yang melakukan kecurangan dan kejahatan dalam Pilpres 2019.
5. Memutuskan bahwa perjuangan melawan kecurangan dan kejahatan serta ketidakadilan adalah bentuk amar makruf nahi munkar, konstitusional dan sah secara hukum demi menjaga keutuhan NKRI dan kedaulatan rakyat.
Sandi, panggilan karibnya, menentukan sikapnya untuk menghormati ulama dan mendengar masukannya.
"Ulama tentunya harus kita muliakan. Ulama harus kita dengarkan masukannya," ujar Sandi selepas menghadiri wisuda Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) di ICE BSD, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Kamis (2/5/2019).
Saat ditanyakan mengenai poin-poin dari rekomendasi hasil ijtima itu, Sandiaga mengatakan dirinya tidak kompeten mengomentari.
Ia menerima lima poin rekomendasi itu hasil sebuah ijtima ulama.
"Saya tentunya tidak berkompetensi menanggapi apa yang disampaikan Ijtima Ulama, tentunya itu adalah hasil dari Ijtima Ulama, dan harus disikapi semua elemen bangsa," ujarnya.
Baca: Daftar Politisi Lolos & Tidak Lolos ke Senayan, Nasib Kader Gerindra & Salah Satu Diva Indonesia
Baca: Bersalam-salaman, Rapat Pleno Antar Kubu 01 dan 02 Ciptakan Pemilu 2019 Aman & Damai