Pernyataan Mahfud tersebut sontak mendapat reaksi dari berbagai pihak terutama kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 02, Prabowo-Sandi.
Juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak misalnya.
Dahnil menyayangkan pernyataan Mahfud MD karena menggunakan narasi "garis keras".
Pernyataan itu ia anggap justru memecah belah dan penuh kebencian.
Baca: Terbaru Hasil Akhir Leicester City vs Arsenal 3-0, Posisi The Gunners Terancam
Baca: ICW Catat, 158 Perangkat Desa Terjerat Korupsi Tahun 2018: Ini akan Kami Identifikasi
Hal itu disampaikan Dahnil lewat cuitan di akun twitternya, Minggu (20/4/2019):
"Saya menghormati Pak @mohmahfudmd tapi kaget dg tuduhannya, karena ambisinya sampai tega menggunakan narasi daerah2 02 menang sprt Aceh, Sumbar, Jawa Barat dsb, sbg daerah Islam garis keras. Narasi Pak Mahfud ini yg justru memecah belah dan penuh kebencian.,"
Orang yg bersikap seolah netral sprt pak @mohmahfudmd dg narasi tuduhan yg mendukung Prabowo adl daerah Islam garis keras, bukan justru menjadi suluh tapi menyulut keruh. Bukan sikap seorang pancasilais.
Apakah sikap Pancasilais itu adalah sikap menuduh dan melabel kelompok lain yg tdk satu garis politik sbg Islam Garis keras sprt yg dilakukan oleh Pak @mohmahfudmd ktk menyebut daerah dimana Prabowo menang adl daerah Islam Garis keras?
Bagaimana mungkin Pak @mohmahfudmd yg menyatakan dirinya menggerakkan suluh kebangsaan justru mengeluarkan pernyataan keruh kebangsaan dg menuduh daerah sprt Aceh, Sumbar, Jawa Barat dst yg dukung Prabowo adl daerah Islam Garis keras."
Tak hanya Dahnil, sejumlah pihak lain juga memberi komentar atas pernyataan Mahfud mulai dari Muhammad Said Didu, Andi Arief hingga Rachel Maryam.
Atas berbagai pertanyaan dan komentar yang ditujukan atas pernyataannya, Mahfud MD pun membuat cuitan hari ini.
Salah satunya, ia membalas komentar dari Said Didu
"Garis keras itu sama dgn fanatik dan sama dgn kesetiaan yg tinggi. Itu bkn hal yg dilarang, itu term politik. Sama halnya dgn garis moderat, itu bkn hal yg haram. Dua2nya boleh dan kita bs memilih yg mana pun. Sama dgn bilang Jokowi menang di daerah PDIP, Prabowo di daerah hijau.
Dlm term itu sy jg berasal dari daerah garis keras yi Madura. Madura itu sama dgn Aceh dan Bugis, disebut fanatik krn tingginya kesetiaan kpd Islam shg sulit ditaklukkan. Spt halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adl istilah2 yg biasa dipakai dlm ilmu politik.,"
Mahfud juga memberi penjelasan panjang saat menjawab pernyataan dari seorang warganet yang ia sebut sebagai kawannya.