Pilpres 2019

Trauma Sujud Syukur Pilpres 2014, Balasan Kata Prabowo 'LSI ke Antartika', Tukang Bohong

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yunarto Wijaya - Prabowo Subianto

"Yang jelas kami bukan sihir science atau setan seperti istilah Ustaz Bachtiar Nasir ya karena keberadaan survei itu dilindungi oleh PKPU no 10 tahun 2018 pasal 28 ayat 1-3," jawab Yunarto Wijaya tegas.

"Jadi kalau ada yang mengatakan ini sihir ya dihapus saja secara aturan," tambahnya tak kalah menohok.

Baca: Usai Pemilu Mata Najwa 24/04/19, Wawancara Eksklusif, Reaksi Jokowi soal Deklarasi Kemenangan 02

Tak hanya itu, Yunarto Wijaya pun menyebutkan bahwa pihaknya ini sudah buka-bukaan terkait data hingga dana Lembaga Survei.

"Yang kedua kita bicara logika saja yang bisa dipertanyakan balik, selama ini kita dituduh macam-macam dan kami kemarin sudah melakukan expose data secara keseluruhan terkait dana, data sampai ke level TPS sayangnya BPN mengatakan tidak mau datang," tuturnya.

Selain itu, Yunarto Wijaya pun singgung soal perbedaan Quick Count dan survei.

"Dan publik melihat logika bisakah dari BPN misalkan Ustaz Bachtiar Nasir menjelaskan dalam sejarah Quick Count Pilpres dan Pilkada perbedaan data yang bisa menjelaskan Lembaga Survei salah, sepertinya Ustaz Bachtiar Nasir tidak mengerti perbedaan Quick Count dan survei," ujar Yunarto Wijaya.

"Sebutkan satu saja ketika Quick Count mengalami kesalahan," lanjutnya.

Kemudian, Yunarto Wijaya pun mengungkit kembali soal sujud syukur Prabowo Subianto di Pilpres 2014.

Menurut Yunarto Wijaya, bisa jadi karena kejadian Pilpres 2014 silam usai sujud syukur ternyata hasilnya salah, maka membuat Prabowo Subianto trauma terhadap Lembaga Survei.

Sujud Syukur Prabowo saat Deklarasi Kemenangan (TribunBogor)

"Kecuali Pak Prabowo sujud syukur tahun 2014, mungkin itu yang membuat Pak Prabowo trauma pada Lembaga Survei," bongkar Yunarto Wijaya.

"Yang kedua, saya tidak mengerti dengan logika yang dibangun oleh pak Prabowo. Saya pikir kalau saya jadi pak Prabowo, saya akan pecat orang yang melakukan Real Count atau Quick Count.

Quick Count 52%, Real Count 62%, margin of error 10 %. Ini buat apa ditampilkan, jadi ini yang bermasalah Quick Count atau Real Count-nya Exit poll nya beda lagi 55%.

Jadi saran saya Pak Prabowo pecat Real Count atau Quick Count mungkin akan ketahuan masalahnya," tandas Yunarto Wijaya.

Pernyataan Yunarto Wijaya ini pun menuai perhatian seorang warganet di Twitter.

Dalam cuitannya, warganet dengan akun Capres Abadi @P3nj3l4j4h memuji pernyataan Yunarto Wijaya.

Halaman
123

Berita Terkini