TRIBUNMANADO.CO.ID - Luhut Binsar Panjaitan menitipkan pesan kepada calon presiden Prabowo Subianto, mengingat dirinya mengenal secara personal sosok mantan Danjen Kopassus itu.
"Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya mau bilang, ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu enggak jelas basisnya, karena pak Prabowo orang rasional juga," ujar Luhut di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Pesan tersebut disampaikan Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan saat berbicara dengan Prabowo melalui sambungan telepon.
Baca: TERBARU Malam ini, Real Count KPU di pemilu2019.kpu.go.id, Bisakah 02 Kejar Suara 01?
Namun, Ia enggan menyebut pihak-pihak yang ada di sekitar Prabowo memberikan informasi yang salah.
"Saya tidak ingin menyalah-nyalahkan, sudah cukup lah. Kita nahan diri semua jangan nyalah-nyalahin, biar lah nunggu hasil tanggal 22 Mei, saya kira kita harus dewasa, kita semua," paparnya.
Menurutnya, Prabowo dan dirinya saat ini sudah dalam posisi senior. Sehingga, sudah sepatutnya menghormati demokrasi dan konstitusi.
"Kalau kita yang senior-senior ini tidak menghormati, lalu siapa? Itu saja. Jadi saya juga himbau kepada teman-teman atau tokoh tokoh elit, supaya jernih melihat jangan emosional, karena kita enggak bisa bohongi, digital itu enggak bisa dibohongi," ujar Luhut.
Baca: Permintaan Sandiaga Uno untuk Para Pendukung, Jangan Tercecer, Pakai Prinsip Keterbukaan
Baca: Tak Bisa Dibuat, TKN: Rebutkan Kepercayaan Rakyat, Bukan Dilihat dari Pemberian Rakyat
Moeldoko: Perlu Adanya Pertemuan tingkat Elite
Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Moeldoko menanggapi bahwa, pertemuan itu nantinya sebagai bukti bahwa elite politik saling berkomunikasi untuk mendinginkan suasana di tengah masyarakat pascapemungutan suara Pemilu serentak 2019.
“Melihat kondisi situasi yang saat sekarang seperti ini, perlu adanya pertemuan tingkat para elite, agar yang di bawah itu menjadi tenang,” ujar Moeldoko di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (22/4/2019) malam.
“Untuk itu maka para elite perlu untuk berkomunikasi sehingga yang di bawah itu tidak seperti saat ini, perlu kita dinginkan kembali,” tambahnya.
Diketahui, Jokowi mengungkapkan alasannya mengutus Luhut untuk bertemu Prabowo demi kepentingan bangsa Indonesia.
Meski begitu, ia enggan merinci tujuannya mengutus Luhut.
“Untuk kebaikan bangsa. Ya ada tapi ga perlu saya sampaikan,” kata Jokowi, Senin (22/4/2019).
Sementara, Luhut pun mengaku telah berkomunikasi dengan Prabowo lewat sambungan telepon untuk mengatur pertemuan.
Luhut: Jangan Dengar Yang Tak Jelas Dasarnya, Senior Saling Menghormati
Luhut Binsar Panjaitan menitipkan pesan kepada calon presiden Prabowo Subianto, mengingat dirinya mengenal secara personal sosok mantan Danjen Kopassus itu.
"Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya mau bilang, ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu enggak jelas basisnya, karena pak Prabowo orang rasional juga," ujar Luhut di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4/2019).
Pesan tersebut disampaikan Menko Kemaritiman Luhut Panjaitan saat berbicara dengan Prabowo melalui sambungan telepon.
Namun, Ia enggan menyebut pihak-pihak yang ada di sekitar Prabowo memberikan informasi yang salah.
"Saya tidak ingin menyalah-nyalahkan, sudah cukup lah. Kita nahan diri semua jangan nyalah-nyalahin, biar lah nunggu hasil tanggal 22 Mei, saya kira kita harus dewasa, kita semua," paparnya.
Menurutnya, Prabowo dan dirinya saat ini sudah dalam posisi senior. Sehingga, sudah sepatutnya menghormati demokrasi dan konstitusi.
"Kalau kita yang senior-senior ini tidak menghormati, lalu siapa? Itu saja. Jadi saya juga himbau kepada teman-teman atau tokoh tokoh elit, supaya jernih melihat jangan emosional, karena kita enggak bisa bohongi, digital itu enggak bisa dibohongi," ujar Luhut.
Luhut Sebut Prabowo Patriot
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengaku belum sempat bertemu langsung dengan Prabowo Subianto. Luhut mendapat amanat dari Presiden Jokowi untuk menemui Prabowo. Meski begitu, Luhut mengaku sudah berbicara cukup panjang melalui sambungan telepon secara langsung.
"Bicara baik-baik, ketawa-ketawa, ya kita janjian mau ketemu. Hari minggu kemarin tapi kemudian ada masalah teknis beliau agak sakit flu, kita reschedule. Nanti saya telepon lagi (atur jadwal), kami kan bisa telepon-teleponan," ujar Luhut di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/4).
Luhut menjelaskan, pembicaraan dengan Prabowo diwarnai dengan canda tawa dan sedikit bercerita masa lalu, sewaktu masih menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) aktif.
Ia menilai, Prabowo merupakan orang baik dan memiliki pemikiran yang rasional dalam melihat suatu persoalan.
"Pak Prabowo kan orang baik, jadi saya hanya titip saja sebenarnya mau bilang ya jangan terlalu didengerin lah kalau pikiran-pikiran yang terlalu gak jelas basisnya. Karena pak Prabowo orang rasional juga," ujar Luhut.
"Bagaimana pun Pak Prabowo itu harus menjadi bagian sejarah Republik Indonesia, karena pak Prabowo itu seorang pemimpin juga. Beliau itu aset bangsa, beliau itu patriot, patriotisme enggak bisa dipungkiri. Kepedulian pada Republik ini enggak bisa dipungkiri," sambung Luhut.
Jokowi disarankan untuk menemui langsung Prabowo Subianto. Pengamat politik Universitas Pramadina, Hendri Satrio menilai, jika keduanya bisa bertemu langsung dapat menyejukan suasana.
"Sebaiknya langsung Jokowi saja yang ketemu. Jadi ngak ada noise atau salah-salah pesan komunikasi, kalau pakai utusan," ujar pendiri lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini.
"Jadi kalau langsung, jika nanti ada laporan-laporan kecurangan dari Prabowo, bisa langsung ditindaklanjuti pak Jokowi," jelasnya. Karena itu, imbuh dia, sudah waktunya dua capres baik Jokowi dan Prabowo duduk bersama untuk membahas negeri ini pasca Pilpres 2019.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menyindir Jokowi yang mengirim Luhut sebagai utusan, bertemu dengan Prabowo Subianto.
"Memang Pak Luhut ini kelihatannya orang yang sangat dipercaya oleh Pak Jokowi dan orang yang kelihatannya menggerakkan pemerintahan itu, bahkan saya pernah mengatakan kepada Pak Luhut, Pak Luhut ini the real president. Jadi yang mau negosiasi Jokowi atau the real president?" sindir Fadli.
Menurut Fadli pertemuan tersebut tidak diperlukan. Fadli tidak tahu apa yang perlu dibicarakan antara Jokowi dan Prabowo. Menurut dia, belum saatnya pertemuan itu dilakukan. Fadli mengatakan ini adalah saatnya berkonsentrasi untuk mengawal suara.
Sebab, kata dia, di media sosial banyak laporan mengenai dugaan kecurangan yang harus dijawab.
"Saya kira itu dulu sampai tuntas. (Kalau ketemu) mau ngomong apa? Mau bahas apa coba?" kata dia.
Sandiaga Uno mempertegas Pemilu Presden 2019 belumlah usai. Masih ada proses rekapitulasi suara yang masih harus dikawal. Apalagi, data CI yang dimiliki BPN Prabowo-Sandi, cukup baik.
"Suara C1 yang dimiliki BPN menunjukkan kekuatan dan hasil yang baik buat Prabowo Sandi oleh karena itu perjuangan belum selesai, kerja belum tuntas," ujar Sandiaga.
Menurut Sandiaga, perjuangan terus dilakukan bukan karena masalah menang atau kalah dan berhasil atau tidak. Melainkan bagaimana ikhtiar menghadirkan perubahan dilakukan dengan maksimal dan tuntas.
"Perjuangan Prabowo Sandi bukan hanya perjuangan berhasil atau tidak. Bukan perjuangan menang atau kalah, tapi perjuangan Prabowo Sandi adalah menghadirkan perubahan menuju Indonesia adil makmur," katanya.
Termasuk menurut Sandiaga perjuangan menghadirkan Pemilu yang demokratis. Pemilu yang lebih baik dari Pemilu-pemilus sebelumnya.
"Demokrasi yang mengedepankan semangat saling menghormati. Non intervensi, jujur adil dan bebas dari kecurangan,"pungkasnya.
Berita ini kompilasi dari tribunnews di antaranya TAUTAN AWAL 1 dan TAUTAN AWAL 2 dan TAUTAN AWAL 3
Follow juga akun instagram tribunmanado
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube tribunmanadoTV