Pilpres 2019

Kotak Suara Dicuri, Bentrok Saksi Caleg Memakan Korban, Barang Tajam vs Senjata Api

Editor: Frandi Piring
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua orang pelaku pencurian kotak suara di TPS 13 Desa Bapelle, Kecamatan Robetal, Kabupaten Sampang saat berada di Polsek Robetal, Rabu (17/4/2019).

TRIBUNMANADO.CO.ID - Saksi Caleg di Sampang Madura bentrok rebutan mandat, satu orang terluka tertembus dua peluru senjata api.

Bentrokan rebutan massa di Sampang itu terjadi di TPS 7 Dusun Tapaan Tengah, Kecamatan Banyuates.

Akibat kejadian itu, anggota Polda Jatim menangkap 5 orang yang terlibat dalam kericuhan.

Lima orang itu, sempat kabur tapi untungnya berhasil ditangkap petugas tak berselang lama usai insiden bentrok itu pecah.

"Alhamdulillah berkat bantuan warga kami berhasil tangkap 5 orang itu," ujar Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan.

Informasi yang didapat bentrokan terjadi karena masalah rebutan mandat untuk saksi dalam Pileg kabupaten Sampang.

Baca: UPDATE Hasil Real Count KPU, Data Masuk 0,11 %, Penghitungan Suara Pilpres 2019 Paslon 01 & 02

Yang menjadi rebutan adalah mandataris saksi dari Caleg Partai Hanura Dapil IV bernama Farfar.

Kelompok yang melakukan perebutan adalah kelompok bernama Muara Cs.

Kelompok Muara Cs melakukan perebutan paksa atas mandataris saksi partai caleg tersebut.

Lantaran tak terima dengan perlakuan semena-mena itu, kelompok pendukung Farfar akhirnya melakukan protes balik kepada kelompok Muara Cs.

Dalam protes itu, kelompok pendukung Farfar dikomandoi oleh seorang Kepala Desa Ketapang Jaya bernama Widjan, sampat menemui kelompok Muara Cs. Pertemuan itu benar-benar terjadi.

Saat itu bentrok di antara kedua kelompok tak dapat dihindari.

Bentrokan itu tak main-main, kedua kelompok melengkapi diri dengan persenjataan yang mematikan seperti senjata tajam.

Sementara itu, kelompok Muara Cs tak cuma melengkapi diri dengan senjata tajam, melainkan juga membawa senjata api.

Bentrok akhirnya pecah, hingga menyebabkan Mansur, salah satu anggota kelompok Widjan terluka di tangan dan kakinya karena tertembus peluru dari senjata api yang ditembakkan oleh kelompok Muara Cs.

Atas insiden itu, lanjut Luki Hermawan, personelnya telah mengamankan beberapa barang bukti sepucuk senjata api, lengkap beserta enam buah peluru dan empat sisa proyektilnya.

"Kami telah menyita sebuah senpi satu unit sebagai barang bukti," ujar Luki Hermawan.

Luki Hermawan menegaskan, motif dari bentrokan tersebut murni sebagai perebutan massa dalam prosesi Pileg 2019.

Mengingat begitu gentingnya suasana di kawasan tersebut. Sejak sore pihak Kapolda Jawa Timur menambah personel pengamanan.

"Kami akan mulai patroli sore ini, dengan tambahan 3 satuan setingkat kompi (SSK) Anggota Brimob dan 2 SSK TNI," ujarnya.

Kotak Suara Dicuri

Masih di Sampang, polisi juga meringkus 2 pria yang mencuri kotak suara di TPS 13 desa Bapelle, Sampang, Madura.

Setelah diinterogasi, kata Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan, pelaku mengaku nekat mencuri kotak suara berisi surat suara legislatif karena kecewa dengan hasil pemungutan suara di TPS itu.

"Dua orang itu nekat, karena kecewa dan tak puas akhirnya bawa kabur kotak," katanya.

Proses penangkapan terhadap keduanya sempat diwarnai aksi kejar-kejaran dengan petugas.

"Kami coba berkoordinasi dengan polsek terdekat dan meminta bantuan Dalmas, akhirnya mobil itu bisa dihadang," kata Luki.

Informasinya, kedua tersangka itu bernama Yusuf dan Madon.

Baca: Imbau Warga Jangan Kesiangan, Sandiaga Uno Tertinggal Jauh di Kandang Sendiri

Keduanya nekat mengambil kotak suara di TPS 13 Robatal, lalu dimasukkan ke dalam sebuah mobil Suzuki Ertiga M-1697-HI.

Rencananya mereka hendak membawa kotak suara itu ke suatu lokasi di luar Desa Bapelle.

Setelah memasukkan kotak suara itu ke dalam mobil, keduanya langsung tancap gas melarikan diri.

Petugas tak tinggal diam, berkoordinasi dengan berbagai instansi dan personel kepolisian yang tersebar di wilayah kecamatan tersebut.

Akhirnya mobil itu diadang tepat ketika hendak melintas di depan Kantor Kecamatan Robatal.

"Alhamdulillah bisa kami adang oleh bantuan TNI, lalu kotak suara itu kami kembalikan karena proses pemungutan suara masih berlangsung," ujar Kapolda Luki Hermawan.

Terpisah, terkait insiden saat Pemilu yang berujung penembakan di Kabupaten Sampang juga menjadi perhatian Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Usai melakukan peninjauan di lima TPS di empat kabupaten kota, ia mengaku sudah menerima laporan terkait insiden tersebut.

Dan pihaknya sudah melakukan sejumlah langkah bekerjasama dengan kepolisian dari Polda Jawa Timur.

"Sudah teratasi, kita sudah koordinasi dengan Polda Jawa Timur juga. TPS yang bersangkutan akan tetap berjalan sebagaimana proses dan prosedur yang harus dilakukan. Mudah-mudahan bisa dilokalisir," kata Khofifah Indar Parawansa.

Dikatakan Khofifah, pelaku yang terlibat dalam insiden menggunakan senjata api itu juga sudah berhasil diidentifikasi oleh kepolisian.

Sehingga ia berharap bahwa proses Pemilu, terutama di proses perhitungan suara bisa terus berjalan sesuai dengan yang direncakan.

"Mudah-mudahan bisa dilokalisasir. Dan semua berjalan sesuai harapan," tegasnya.

Selain insiden di Sampang, Gubernur Khofifah juga menyoal tentang insiden di Blitar.

Saat pencoblosan di TPS 16 Kelurahan/Kecamatan Sukorejo ada pemilih menolak jarinya diberi tinta biru dan malah melukai petugas KPPS dengan menyayat leher dan dagu.

Menurut Khofifah hal tersebut sudah ditangani petugas.

Ia memastikan hal itu tidak mengganggu jalannya pesta demokrasi di lingkungan tersebut.

Khofifah berharap seluruh elemen masyarakat turut menjaga proses Pemilu. Pasalnya setelah pemungutan suara hari ini, masih panjang proses yang dilakukan.

"Kita semua harus menjaga proses ini, agar demokrasi negara kita menjadi berkualitas aman damai guyub rukun," tegas Khofifah

Baca: Caleg Stres Kalah, Rumah Sakit Jiwa Ini Siap Menampung, Ruang Rawat Kelas 1 dan Kelas 2

Tautan:http://www.tribunnews.com/regional/2019/04/18/seorang-terluka-tembak-akibat-bentrok-saksi-caleg-di-sampang-hingga-kotak-suara-dicuri?page=all.

Berita Terkini