TRIBUNMANADO.CO.ID - Pasukan Demokratik Suriah ( SDF) memperingatkan terlepas dari benteng terakhir ISIS yang telah ditaklukan, ribuan anggotanya yang berasal dari negara asing bak bom waktu yang harus segera "dijinakkan" oleh dunia.
Diwartakan kantor berita AFP, para pemimpin dunia memang dengan segera menyambut pengumuman ISIS sudah dikalahkan.
Namun ketika SDF menyapu desa Baghouz, Suriah, hingga hancur, masalah ribuan anggota ISIS dari 54 negara asing yang kini ditangkap dinilai masih menimbulkan ancaman.
"Ada ribuan anggota, anak-anak, dan perempuan dari 54 negara, tidak termasuk Irak dan Suriah, yang menjadi beban serius dan bahaya bagi kami dan masyarakat internasional," kata Abdel Karim Omar, juru bicara urusan luar negeri pasukan Kurdi itu.
"Jumlahnya meningkat secara besar-besaran selama 20 hari terakhir dari operasi Baghouz," katanya.
Operasi itu menyebabkan ribuan orang meninggalkan tempat perlindungan terakhir mereka.
Baca: Kisah Moderator Konten Medsos, Terpaksa Nonton Video Porno 8 Jam Nonstop hingga Stres
Sementara, beberapa anggota ISIS melarikan diri, banyak yang memilih tinggal, menyerah, atau bertempur sampai mati.
Menurut pasukan yang dipimpin AS itu, 66.000 orang telah meninggalkan wilayah kantong terakhir ISIS sejak Januari lalu, termasuk 5.000 anggota ISIS dan 24.000 kerabat mereka.
Serangan SDF sempat dihentikan beberapa kali karena membuka koridor kemanusiaan bagi orang-orang untuk dievakuasi.
Bendera Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dibentangkan di Baghouz, desa terpencil dekat perbatasan Irak.
Bendera itu ditempatkan sebagai tanda kemenangan atas Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) pada Sabtu (23/3/2019).(via Sky News) "Teroris masa depan" Pemerintahan otonomi Kurdi yang secara de facto berada di timur laut Suriah mengaku tidak memiliki kapasitas penahanan untuk banyak orang, apalagi mengadili mereka.
Baca: Berikut 6 Makanan yang Memiliki Aroma Paling Bau di Dunia, Salah Satunya dari Indonesia
Banyak dari negara-negara asal anggota ISIS yang enggan menerima mereka kembali karena risiko keamanan potensial dan reaksi publik.
Beberapa bahkan mencabut kewarganegaraan anggota ISIS yang ditahan di Suriah.
"Harus ada koordinasi antara kami dan komunitas internasional untuk mengatasi bahaya ini," ucap Omar.
"Ada ribuan anak yang dibesarkan dengan ideologi ISIS," lanjutnya.