"Peran dia (N) seolah mengantre di belakang calon korban. Jadi masuk di mesin ATM ini, si korban di depannya, dia sudah ada di belakangnya mempersiapkan diri untuk membantu jika terjadi masalah," kata Andi.
Saat korban mulai panik, para pelaku kejahatan memanfaatkan momen tersebut dengan menawarkan diri untuk membantu menyelesaikan masalah korban.
Ganti kartu ATM dengan kartu palsu
Saat mencoba menolong korban, para pelaku akan meminta ATM korban.
Mereka kemudian mengganti kartu ATM korban dengan kartu ATM palsu. Umumnya, para pelaku sudah menyiapkan berbagai jenis kartu ATM.
Intip PIN korban
Para pelaku kejahatan yang berada di sekitar lokasi biasanya berusaha untuk mengetahui nomor PIN ATM korbannya.
Dalam kasus itu tersangka N dan E mendapatkan PIN korban dengan cara ikut mengantre di ATM dan mengintip dari sisi sebelah kiri dan kanan korban.
"Jadi ada 6 digit, 3 digit di sisi kiri oleh pelaku lainnya dan satu lain oleh pelaku lainnya. Sehingga dia membagi tugas," ujar Andi.
Alihkan perhatian orang di sekitar
Dalam kasus di minimarket pada Februari lalu itu, para pelaku melakukan aksinya di tempat di mana orang lain mungkin bisa mengetahui aksi mereka.
Di situlah peran I yang bertugas sebagai pengalih perhatian.
"Jadi di situ ada penjaganya. Nah itu dialihkan dengan cara pura-pura membeli, diajak ngobrol dan lain-lain berbagai macam cara. Siapapun yang berada di seputaran TKP (tempat kejadian perkara) pada saat sedang beraksi, dia akan berusaha mengalihkan," kata Andi.
Menarik uang korban di lokasi lain
Setelah berhasil mendapatkan kartu ATM beserta PIN korban, para pelaku akan segera meninggalkan lokasi kejadian.
"Jadi ketika sudah dapat kartunya karena sudah ditukar dan sudah mengetahui PIN ATM, misi mereka sudah selesai, ya sudah dan mereka melakukan aksi penarikan uang itu di tempat lain," kata Andi.