Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO, SIAU - Menyiapkan makanan untuk pengungsi erupsi Gunung Karangetang di selter Kelurahan Paseng sudah seperti rutinitas bagi Fitria Augho dan kawan-kawan yang tergabung dalam tim sukarelawan Tagana Sitaro.
Mereka berjumlah 13 orang. Sudah sebulan mereka mendapatkan tugas di dapur umum Dinsos Sitaro.
Setiap hari mereka harus menyiapkan sarapan, makan siang, snack sore, dan makan malam.
Sebagian besar waktu mereka tersita untuk para pengungsi. Lelah mereka rasakan, namun kewajiban untuk melayani pengungsi menjadi suplemen untuk mereka melupakan lelah yang ada.
"Kita melayani mereka seperti di rumah sendiri. Juga kan tidak minta-minta kalau kita yang terkena bencana bagaimana, pasti seperti mereka juga," ujarnya.
Menjadi sukarelawan Tagana Sitaro juga sudah menjadi pilihannya, sehingga saat terjadi bencana alam seperti ini, memang waktunya untuk turun membantu.
"Memang lelah, tapi harus siap karena kita sukarelawan Tagana. Selama ini juga kan kami dilatih teori, nah sekarang memang kita benar-benar kerja dan belajar langsung dengan para pengungsi," jelasnya.
Ada kebanggaan tersendiri ketika melayani para pengungsi yang mereka anggap seperti saudara sendiri.
"Jelas ada kebanggaan sendiri bisa membantu mereka para pengungsi," ujarnya.
Baca: Kenangan Indah Terus Terbayang, Ini Isi Curhatan Istri Alfons Tilaar
Baca: Kadis PU Manado: Dia Mau Mandi atau Apa Terserah Dia
Baca: Kisah Aktor Inggris dan Aktivis Hewan Dunia Selamatkan Anjing & Kucing di Pasar Ekstrem Tomohon
Jein Pantaroh, sukarelawan lainnya, mengatakan bahwa setiap hari mereka menyiapkan makanan sesuai dengan keinginan dari para pengungsi.
"Kita sesuaikan dengan keinginan mereka supaya mereka tidak bosan, namun bersyukur sampai sekarang mereka tidak ada yang mengeluh," katanya.
Setiap hari bahan makanan disiapkan baik dari BPBD Sitaro maupun Dinsos, sehingga kebutuhan pengungsi terpenuhi. (*)