HUT ke-80 Pierre Tendean, Inilah Cerita Kakak dan Adiknya: Seandainya Pierre Masih Hidup

Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pierre Tendean

Di Jakarta kami tidak tinggal lama, karena ayah, seorang dokter, ditugaskan di Tasikmalaya untuk membantu memberantas penyakit malaria. Di sini ayah jatuh sakit.

Meskipun belum sembuh betul, ayah bersama keluarganya dianjurkan pindah ke Cisarua. Kemudian ia dirawat di Sanatorium Cisarua. Setelah sembuh ayah diminta untuk bertugas di situ sebagai dokter.

Pada masa inilah saya menyimpan banyak kenangan indah bersama Pierre. Rumah dinas yang kami tempati terasa sangat menyenangkan, dikelilingi gunung, sawah dan halaman luas yang banyak ditumbuhi pohon murbai dan ceri.

Kalau padi menguning dan musim panen tiba, saya dan Pierre senang bermain-main di sawah. Dari batang padi yang sudah dipotong kami membuat sempritan.

Kemudian ayah dipindahkan ke Magelang, menjabat wakil direktur RS Jiwa Keramat. Tak lama kemudian Jepang masuk.

Kehidupan kami pun semakin sulit. Karena beras sangat mahal, terpaksa kami makan gaplek atau tiwul.

Sebagai kanak-kanak tentu saja saya dan Pierre belum mengerti apa arti susah yang sebenarnya.

Tempat tinggal kami di Magelang juga hampir mirip dengan tempat tinggal kami di Cisarua. Di sini dilatarbelakangi G. Sumbing.

Kami bisa main sepuas-puasnya: naik perahu sampai berkubang di lumpur, piknik ke kebun kopi milik rumah sakit dan mandi-mandi diĀ  pancuran.

Pierre senang sekali berenang di sungai, meskipun airnya kotor. Semakin dilarang, Pierre semakin tidak mau meninggalkan sungai itu.

Pierre yang waktu itu masih duduk di SD sudah memperlihatkan sifat tanggung jawabnya yang besar terhadap masyarakat di sekitarnya.

Jika sedang libur ia sering membantu kawan-kawannya ke sawah untuk mencari siput, guna menambah lauk-pauk di rumah orang tua mereka.

Berkelahi menggunakan pisau

Pierre mulai masuk sekolah rakyat di Boton, Magelang. Untuk pergi ke sekolah, kami menggunakan dokar rumah sakit (semacam mobil dinas sekarang).

Jika sedang dipakai untuk keperluan rumah sakit, terpaksa kami harus berjalan kaki sejauh beberapa kilometer.

Halaman
1234

Berita Terkini