Berita Sitaro

PVMBG: Aktivitas Vulkanik Karangetang Masih Tinggi

Penulis: Alpen_Martinus
Editor: maximus conterius
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Guguran lava Gunung Karangetang masuk ke laut.

Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Aktivitas Gunung Karangetang diindikasi masih memiliki aktivitas yang cukup tinggi.

Hal tersebut disampaikan Iing Kusnadi, Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Karangetang Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Jumat (22/2/2019).

"Kalau secara visual agak susah kita amati karena pusat erupsi ada di utara dari pos gunung api. Untuk memantau luncuran lava pijar harus lewat laut," jelasnya.

Untuk memantau puncak gunung atau kawah utara juga susah lantaran kabut masih menyelimuti.

Namun, menurutnya, berdasarkan catatan seismograf pada Jumat pagi hingga siang ada peningkatan vulkanik dangkal yaitu terjadi 19 kali, vulkanik dalam 4 kali, dan guguran 10 kali.

"Kalau kita lihat dari kegempaan tersebut memang ada peningkatan dari vulkanik, berarti ada suplai dari bawah ke permukaan," jelasnya.

Baca: Bau Belerang Gunung Karangetang Tercium Sampai Pos pemantau

Baca: Guguran Lava Gunung Karangetang Masih Berlangsung

Lanjut dia, aktivitas Karangetang juga masih tinggi berdasarkan gempa vulkanik yang meningkat. Sehari sebelumnya, terjadi penurunan tapi masih fluktuatif.

Ia menjelaskan, melihat instrumen pengamatan yang dilakukan tanggal 20 Februari, mereka melihat guguran lava pijar dari kawah utara masih terjadi.

"Kemarin saat lewat situ tidak ada asap di ujung leleran lava, namun saat pulang ada asap, jadi kemungkinan sudah ada lava masuk ke laut. Jadi untuk mengimbau ke masyarakat kami masih menunggu dari pusat. Tapi masyarakat masih tetap diimbau untuk ikut rekomendasi yang kami keluarkan," jelas dia.

Mereka juga masih menunggu keputusan dari PVMBG pusat tentang wilayah mana warga bisa kembali beraktivitas.

Baca: Pascaerupsi Karangetang, Genset PLN Tiba di Batubulan

Baca: Cerita Pengungsi Erupsi Karangetang Sitaro, Petrus Ingin Bekerja Lagi

"Kita juga tidak bisa menentukan sedemikian, karena kita lihat kemungkinan arah dari luncuran, dari Malebuhe bisa ke Sabuang sebelah utara atau Batuare sebelah timur. Jadi kita melihat ke depan apakah luncuran masih menerus atau hanya daerah puncak. Kalau frekuensinya tidak terlalu banyak kemungkinan warga bisa kembali ke rumah. Tapi kalau guguran masih meningkat tetap masyarakat tidak bisa kembali ke rumah masing-masing," jelasnya.

Ia mengatakan, intinya masih menunggu keputusan dari pusat apakah warga sudah bisa kembali atau belum.

Khusus untuk enam kepala keluarga yang tinggal dekat kali Malebuhe dan Batuare, menurutnya, harus direlokasi atau tidak bisa dikembalikan lagi lantaran termasuk dalam daerah ancaman.

"Itu daerah ancaman, tapi kita tetap harus menunggu keputusan dari pusat," jelas dia. (*)

Berita Terkini