TRIBUNMANADO.CO.ID, SITARO- Seminggu lebih sudah kejadian lava gunung Karangetang menutupi jalan antara Kampung Batubulan dan Kawahang.
Warga tidak boleh lagi masuk ke zona yang ditetapkan sebagai zona bahaya. Sehingga pemerintah menempatkan anggota kepolisian dan TNI untuk menjaga di pos pengamanan.
Di lokasi tersebut tidak ada sinyal sehingga sangat kesulitan untuk menghubungi keluarga.
Itu pula yang dialami oleh Brigadir Ringgo Dotulong yang dipercayakan sebagai kepala Posko pengamanan di Batubulan.
"Rindu keluarga, anak-anak dan saudara, sebab sudah seminggu lebih di sini, dan tidak bisa menghubungi mereka di sana, lantaran tidak ada signal," katanya.
Ia ditempatkan menjaga keamanan bersama dengan 4 anggota polisi dan empat anggota TNI. "Kami di sini berjaga selama 24 jam setiap hari, agar tidak ada warga yang masuk dan beraktivitas di zona bahaya," kata dia.
Baca: Pengungsi Erupsi Gunung Karangetang Wati Merasa Aman di Pengungsian
Namun ia harus tetap bersemangat untuk melaksanakan tugas, meski belum ada informasi kapan mereka akan ditarik.
"Iya kalau di sini masalahnya komunikasi dan lampu kalau malam sudah tidak ada," jelasnya.
Baca: Citra, Bocah Pengungsi Gunung Karangetang Senang Dapat Oleh-oleh dari Bupati Sitaro
Baca: Kabar Terbaru Gunung Karangetang: Pengungsi di Batubulan Terisolir hingga Rekomendasi PVMBG Bandung
Untuk menghilangkan kejenuhan, biasa mereka berolahraga atau melaksanakan tugas rutin yaitu patroli melakukan cek ke rumah warga yang ditinggal mengungsi.
"Kami di sini yang masuk zona bahaya ini ada 17 KK. Kami bantu evakuasi, juga kalau pembagian bantuan kami yang lakukan," jelasnya.
Meski begitu, jadi sebuah kebanggaan bisa membantu warga bahkan melindungi masyarakat, sebab itu merupakan tanggungjawab sebagai aparat negara. (amg)
Berita Populer: Ayah Marcelino Mongi Ceritakan Percakapan Terakhir Sebelum Anaknya Meninggal Kecelakaan di Kairagi