TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU – Lava atau lahar panas Gunung Karangetang mengalir hingga ke laut. Material panas itu melalui Kali Batuare dan Malebuhe di antara Kampung Batubulan dan Kahawang, Kecamatan Siau Barat Utara, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Petugas pemantau Gunung Karangetang mengatakan, asap kawah tidak teramati. "Suara gemuruh lemah sampai agak kuat sesekali terdengar," ujar Yudia Tatipang Kepala Pos Pengamatan Gunung Karangetang, Selasa (5/2/2019).
Ia mengatakan, berdasarkan pengamatan dari laut depan Kampung Batubulan, teramati ujung tumpukan atau leleran lava sekitar 3.475 meter dari puncak kawah II.
"Dari ujung atau samping leleran terjadi longsoran material yang menimbulkan kepulan asap kecoklatan kelabu kehitaman tebal," jelas dia.
Secara kegempaan terjadi 13 guguran dengan amplitudo 3-18 mm, berdurasi 40-115 detik. Untuk hembusan terjadi 11 kali dengan amplitudo 25-54 mm, berdurasi 35-65 detik. Tektonik jauh terjadi dua kali dengan amplitudo 25 mm, S-P 36 detik, berdurasi 80 detik. Tremor menerus terekam dengan amplitudo 25 mm (dominan 25 mm). "Status gunung masih tetap pada level III atau siaga," jelasnya.
Guguran lava Karangetang yang membukit menutupi akses jalan dari Kampung Kawahang menuju Batubulan. Tak terkecuali jembatan penghubung kedua kampung.
Aliran lava yang diperkirakan setinggi 50 meter dari aspal tersebut sudah melintasi jalan pada Selasa kemarin, pukul 06.00 Wita.
"Warga dilarang untuk beraktivitas pada radius sekitar 3 kilometer, untuk menghindari hal yang tidak diinginkan semisal awan panas," kata Kapten Inf Pitter Masinna, Danramil 02 Siau, kemarin.
Ia mengatakan, penjagaan masih dilakukan oleh anggota TNI bersama dengan pihak kepolisian agar tidak ada warga yang masuk. Mereka juga terus melakukan pemantauan dan melaporkan perkembangan guguran lava tersebut.
Terlihat masih banyak guguran berupa batuan pijar dari ukuran kecil hingga besar. Diperkirakan ujung leleran lava sudah mencapai laut. Badan leleran lava juga semakin melebar.
Asap tebal kecoklatan nampak keluar saat bebatuan pijar berguling, bahkan petugas juga harus waspada lantaran guguran batuan pijar sangat berbahaya.
Bupati Sitaro Evangelian Sasingen sambangi korban guguran lava di Batubulan, kemarin. Ia mengunjungi korban yang mengungsi di Balai Kampung Batubulan menggunakan jalur laut, sebab jalan yang digunakan melintas ke Kawahang sudah tertutup.
"Warga Batubulan yang mengungsi di Balai Kampung Batubulan yang sudah terisolir. Saya memantau titik pengungsian," jelasnya.
Ia menjelaskan, untuk bantuan makanan sudah mencukupi, bahkan akan disuplai terus supaya tidak kekurangan. "Untuk bahan makanan sudah terpenuhi dari Dinsos, BPBD, bahkan informasi bantuan dari provinsi sudah masuk," kata dia.
Ia mengatakan, lokasi pengungsian nantinya akan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman lagi. "Lantaran lokasi pengungsian mereka saat ini masih tergolong berbahaya kalau semakin melebarnya guguran lava," jelas dia.
Ia mengatakan, masyarakat di Batubulan juga dibantu dengan tempat tidur berupa matras. "Sekarang lampu di sana mati, lantaran aliran listrik terputus akibat guguran lava, namun ada genset milik kampung, dan kita kirimkan bahan bakar supaya bisa digunakan," jelas dia.