"Ya enggak pernah lah. Pas diresmikan (Simpang Susun Semanggi) papa ditahan, udah dikurung (Penjara). Waktu belum jadi aja gue naik sini. Waktu mau nyambung, Waktu nyambung saja papa naik," kata Ahok tertawa.
Takjub melihat Simpang Susun Semanggi, BTP berikan pujian kepada Kepala Dinas Bina Marga, Yusmada Faizal yang kini menjabat sebagai asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Jakarta.
"Ooh baru kali ini saya lihat. ooh di atas tol ya. Pak Yusmada top ini. Kepala Bina Marga. Didesek-desek, dikerjain juga," ucap Ahok.
Dalam Vlog tersebut Ahok juga mengungkapkan keinginannya setelah kini bebas dari penjara. Ahok tak sabar ingin duduk lagi di gereja.
"Minggu saya mau ke gereja. Sudah lama nggak duduk di gereja," ucap Ahok.
Ahok juga ingin pulang kampung ke Belitung. Dia mau berziarah ke makam ayahnya. "Saya pingin pulang kampung juga, pingin lihat kuburan bapak saya sama kakek-nenek saya," ujarnya.
Lewat vlog, Ahok mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diterimanya selama ini. Dia akan membagikan banyak hal lewat akun YouTube ini. "Sudah banyak pelajaran yang saya dapat di sana. Dan saya akan coba bagikan," kata Ahok.
Ahok Nikmati Hidup
Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-KH Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily meminta semua pihak tak memaksakan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok segera masuk ke panggung politik. Menurut Ketua DPP Golkar ini, semua pihak harus memberikan waktu bagi Ahok untuk menikmati hari-harinya bersama keluarganya setelah menjalani masa hukumannya hingga selesai di Mako Brimob.
"Ahok harus kita hormati privacynya. Menjalani masa bebasnya sambil menikmati kehidupan pribadinya bersama keluarga, terutama anak-anaknya," ujar Ace.
Untuk itu imbuh dia, Ahok tidak diajak dulu ke panggung politik Indonesia. "Tak dikaitkan dengan segala macam urusan politik, apalagi menjelang Pilpres 2019 ini." "Selamat menikmati kebebasan Bro Ahok!" demikian pesan Ace. Sementara itu Pengamat Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno menyarankan mantan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tak terburu-buru kembali (comeback) ke dunia politik.
"Biarkan Pak Ahok menghirup udara segar kebebasannya, jangan buru-buru dikaitkan langsung dengan politik. Ahok tentu butuh waktu untuk comeback ke politik karena politik saat ini kian terbelah esktrem dengan isu-isu primordial," kata Adi.
Lebih lanjut, Adi menilai Ahok tak perlu membesar-besarkan bila nantinya mendukung secara resmi Jokowi-Maruf di Pilpres 2019. Karena saat ini, kata Adi, masih ada kelompok yang berpotensi memainkan kasus Ahok yang membuat dirinya mendekam di penjara.
"Jika pun Ahok ingin dukung Jokowi cukup dengan cara senyap, tak perlu di blow up ke publik. Khawatir masih saja ada kelompok yang mencoba ingin 'mengolah' Ahok seperti pilkada Jakarta. Efeknya bisa tak terduga," ucap Adi.
Terkait potensi Ahok bergabung dengan tim pemenangan antar peserta pilpres, Adi melihat masing-masing tim kandidat perlu berhati-hati. Hal itu dikarenakan masih kerasnya arus politik identitas di tengah-tengah masyarakat.