"Kebetulan memang sudah sepuh," ujarnya.
Rencananya jenazah ayahanda Didik Nini Thowok akan dikebumikan pada Jumat (4/1/2019) pagi di pemakaman Maron, Temanggung, Jawa Tengah.
Sebelum dimakamkan, terlebih dahulu akan dilakukan upacara tutup peti pada hari Kamis sore di Yayasan Dono Praloyo, Temanggung, Jawa Tengah, dan keesokan harinya dilakukan upacara pemberkatan pada Jumat (4/1/2019) pukul 08.00 WIB.
Kehidupan Pribadi Didik Nini Thowok
Dikutip dari Wikipedia.org, Didik Nini Thowok terlahir dengan nama Kwee Tjoen Lian.
Karena sakit-sakitan orang tuanya mengubah namanya menjadi Kwee Tjoen An.
Ayah Didik, Kwee Yoe Tiang, merupakan seorang peranakan Tionghoa yang "terdampar" di Temanggung sedangkan ibunya, Suminah, adalah wanita Jawa asli, asal Desa Citayem, Tjilatjap.
Didik Nini Thowok adalah sulung dari lima bersaudara (keempat adiknya perempuan).
Setelah G30S/PKI, keturunan Tionghoa diwajibkan mengganti nama Tionghoa mereka menjadi nama pribumi sehingga nama Kwee Tjoen An pun menjadi Didik Hadiprayitno.
Kehidupan masa kecil Didik penuh keprihatinan.
Ayahnya bisnis jual beli kulit kambing dan sapi.
Ibunya membuka kios di Pasar Kayu.
Hidup bersama mereka adalah kakek dan nenek Didik Nini Thowok.
Selain itu, Didik Nini Thowok tidak nakal seperti kebanyakan anak laki-laki seumurannya. Ia cenderung seperti anak perempuan dan menyukai permainan mereka, seperti pasar-pasaran (berjualan), masak-masakan, dan ibu-ibuan.
Saat kecil pun Didik diajari oleh neneknya ketrampilan perempuan seperti menjahit, menisik, menyulam, dan merenda.(*)