Orangtua dulu, bermodal 10 butir kelapa buat sendiri minyak kelapa. Kearifan lokal ini sudah hilang. Sebab itu, lanjut dia, kembali dimunculkan Pemprov Sulut dengan memberi kemudahan bagi petani memproduksi minyak kelapa. "Kita kasih alat pengolah skala besar 50 liter per hari per alat, " kata dia.
Sebanyak 23 unit bantuan disiapkan tahun 2019, targetnya dari petani bisa diproduksi 1.150 liter per hari. "Sebulan 20 hari produksi bisa dapat 23.000 liter," ungkap dia
Jika hitung-hitungan kasar, jumlah ini bisa diserap langsung oleh kalangan PNS saja. "PNS Pemprov ada belasan ribu (PNS) ditambah PNS kabupaten/kota, sudah bisa.
Sebulan 2 liter saja per keluarga," kata dia. Refly mengatakan, pemerintah dari pusat, provinsi dan kabupaten /kota bisa saling sinergi, sudah ada jalan keluar untuk mengatasi masalah anjlok harga kopra.
"Kelapa itu pohon kehidupan. Tinggal kita sendiri memiliki kesadaran untuk memanfaatkannya untuk kemajuan bersama," kata dia. Jadi ironi saat pohon kehidupan ini berlimpah kemudian tidak mensejahterakan masyarakat.
Produksi minyak kelapa skala kecil memungkinkan dilakukan, tapi butuh regulasi untuk memproteksi.
Ismail Maskoromo, Kepala Balitpalma Sulut mengatakan, ada perbedaan mencolok dari sisi harga antara minyak sawit dan minyak kelapa. "Minyak sawit per liter Rp 13.000," kata dia kepada tribunmanado.co.id, Selasa (27/11/2018).
Dari segi harga, minyak kelapa akan susa bersaing. Ia pun mencoba hitung-hitungan, untuk memperoleh 1 liter minyak kelapa dibutuhkan 10 biji kelapa.
Untuk 1 biji kelapa bisa mencapai Rp 1.000, maka 10 kelapa Rp 10.000. Dari harga bahan baku saja per liter sudah menghabiskan Rp 10.000.
Jika dilempar ke pasar maka harganya bisa lebih dari harga minyak sawit. "Tak mungkin jualnya harga sama dengan minyak sawit, kalau jual murah tidak balik pokok," kata dia.
Ia mengatakan sudah ada produk minyak kelapa di supermarket harganya jauh lebih tinggi dari minyak sawit. "Rp 30 ribu per liter," ujar dia
Perbedaan harga ini bisa disikapi dengan regulasi, misalnya dengan membatasi penggunaan minyak sawit atau mendorong konsumsi minyak kelapa. Minyak kelapa pun seharusnya bisa punya segmen tersendiri, misalnya segemen warga menengah ke atas.
"Kan minyak kelapa itu lebih sehat, menengah ke atas bisa konsumsi," kata dia. Bagi warga menengah ke bawah bisa dibebaskan untuk memanfaatkan minyak sawit yang lebih murah.
DPRD Kawal Program Jokowi
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sulut meneken surat bermeterai ketika menerima aspirasi mahasiswa yang demonstrasi soal harga kopra yang anjlok, Senin (26/11/3018).
Mereka adalah Wenny Lumentut, Netty Agnes Pantouw, Rocky Wowor dan Billy Lombok. Dalam surat itu dirinci soal lima tuntutan mahasiswa, dua di antaranya menyangkut peraturan daerah (perda) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).