Jenazah Gleen Mononutu, Atlet Paralayang yang Meninggal saat Gempa Palu akan Dimakamkan di Leilem

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana rumah duka Gleen Mononutu

TRIBUNMANADO.CO.ID -- Ibadah pelepasan Gleen Mononutu (21), Atlet paralayang sulut yang tewas dalam bencana gempa bumi di Palu, berlangsung lirih, di kediamannya beralamat Kelurahan Winangun, pada Selasa (2/10/2018) 

Bartolomeus Mononutu, sang ayah, tak henti menangis sepanjang acara.

Begitupun Timothy, sang kakak.

Sang istri Grace Sela, memegang lengan suaminya.

Baca: Gubernur Sulut Jemput Jenazah Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, Sampaikan Bela Sungkawa

Tampak benar ia terpukul.Tak sedikit hadirin yang meneteskan air mata.

Kelompok paduan suara dari rekan rekan Glen di GMIM Sion Winangun membawakan suasana melankolis.

Beberapa anggota paduan suara menyanyi sambil meneteskan air mata.

Hari ini juga jenazah Glen bakal dibawa ke Desa Leilem.

Jenazah Gleen Mononutu yang Meninggal saat Tsunami Palu Tiba di Bandara Samrat (TRIBUNMANADO/RYO NOOR)

Glen akan dikuburkan di sana.

Hal tersebut merupakan wasiat dari Glen.

"Setahun lalu saat ia pulang ke Leilem saat itu ia katakan ingin dikubur di samping omanya," kata James Sela, paman Gleen.

Baca: Ayah Gleen Mononutu tak Kuasa Tahan Tangis saat Antar Jenazah Atlet Paralayang itu

Dikatakan James, Gleen dikenal aktif dalam sejumlah kegiatan diantaranya organisasi pemuda gereja.

"Ia juga ketua mahasiswa kawanua di Cikarang," kata dia.

Di bidang paralayang ia pernah mengikuti lomba di Manado, Padang, Jogja, Bogor dan Palu.

"Di Palu ia mendapat Gold," kata dia. 

Baca: Jenazah Gleen Ditemukan di Tangga Hotel, Dua Atlet Paralayang Sulut Jadi Korban Gempa Palu

Gubernur Sulut, Olly Dondokambey mengungkapkan bela sungkawa kepada keluarga korban gempa palu khususnya kepada keluarga Petra Mandagi dan Gleen Mononutu (TRIBUNMANADO/RYO NOOR)

Rumah Duka Padat Palayat

Gleen begitu dicintai warga Sulut.

Hal itu nampak dari membludaknya para pelayat di rumah duka beralamat Kelurahan Winangun, Selasa (2/10) pagi.

Rumah duka penuh sesak. Bangsal duka tak sanggup menampung luberan warga.

Beberapa warga duduk di luar bangsal.Bahkan ada warga yang rela duduk di aspal.

Semua merasa kehilangan.

Sekeliling rumah duka padat dengan kendaraan pelayat.

Ada pelayat yang memarkir kendaraan sejauh ratusan meter dari lokasi.

Deretan tamu yang hadir pun beragam.

Baca: BREAKING NEWS: Jenazah Gleen Mononutu, Atlet yang Meninggal saat Tsunami Palu Tiba di Manado

Dari pejabat Pemprov, anggota DPRD Sulut hingga warga biasa.

Ayah Gleen Mononutu Tak Kuasa Tahan Tangis saat Antar Jenazah Atlet Paralayang itu (TRIBUNMANADO/RYO NOOR)

Wagub Sulut Steven Kandouw dalam sambutannya, meminta keluarga tabah.

"Ini peristiwa yang menyedihkan, bukan kalian saja yang berduka, kami pun berduka, jangan takut,
karena seluruh warga Sulut menghibur kalian," kata dia.

Dikatakan Wagub, petistiwa tersebut memang menyakitkan hati.

Dirinya mengajak keluarga untuk mengimani rencana Tuhan.

Baca: Kisah 2 Atlet Paralayang Sulut Sebelum Tewas di Tsunami Palu, Gleen Bilang Lelah, Gelagat Petra Aneh

"Apa yang Tuhan buat baik adanya, peristiwa ini musti mempertebal iman kita," beber dia.

Wagub mengajak keluarga untuk bangkit dari musibah.

"Life must go on, mari kita berdoa agar Tuhan memberi kekuatan," katanya. (art)

Baca: 5 Fakta di Balik Penemuan Jenazah Atlet Paralayang Sulut Korban Gempa dan Tsunami Palu

Berita Terkini