Ia mengatakan jemaat kristen perdana (mula-mula) sebelum abad pertama merayakan "paskah" pada hari "minggu" (kebangkitan). Jemaat kristen-yahudi ingin rayakan pada hari ke-14 bulan Nisan (bulan pertama dalam Kalender Yahudi sesudah pembuangan dari Babel).
"Jemaat kristen-non Yahudi ingin rayakan pada hari "minggu" (sehari sesudah "sabat" sebagai hari kebangkitan Yesus Kristus"," katanya.
Ia mengatakan salah satu keputusan para uskup dalam Konsili Nicea Konstantinopel (sekarang Istambul, Turki) tahun 325 M adalah Paskah dirayakan pada Minggu Pertama sesudah bulan Purnama yang jatuh di antara tanggal 22 Maret sampai 27 April.
Tanggal ini dipilih berkaitan juga dengan permulaan musim semi yang simbol kehidupan baru. Penetapan tanggal Paskah hari Minggu yang berdekatan dengan Paskah Yahudi itu sekarang menjadi patokan dan dipegang terus.
Pastor Marsel ingin Paskah bukan hanya seremoni dan selebrasi. Paskah harus memiliki sosialitas dan bersentuhan dengan kebutuhan dan realitas masyarakat (sosial)