Sedangkan 60 persen pelaku penembakan adalah remaja berusia 11 hingga 18 tahun.
Baca: Ratusan Ribu Warga AS Turun ke Jalan: Aksi Penembakan hingga Kepemilihan Senjata
Memasuki abad ke-21, jumlah penembakan di sekolah Amerika Serikat semakin bertambah.
Dalam rentang 2000 hingga 2018, peneliti menghitung terjadi 22 kasus penembakan dan telah menewaskan 66 orang.
Meski belum genap dua dekade, jumlah korban sudah melampaui kasus penembakan sekolah yang terjadi pada abad lalu.
Tidak hanya itu. Saat ini, jumlah remaja yang terlibat kasus penembakan juga semakin banyak.
Sejak 2000 hingga 2018, 77 persen pelaku penembakan di sekolah adalah para remaja.
Menurut Antonis Katsiyannis, salah satu peneliti dari Universitas Clemson, angka ini bisa dibilang cukup menghawatirkan.
Sebab, kebanyakan korban tewas tidak memiliki hubungan yang jelas dengan pelaku penembakan.
Selain itu, deretan kasus ini menunjukkan remaja di masa kini lebih mudah mengakses senjata api.
Lebih jauh lagi, Katsiyannis menambahkan, banyaknya kasus penembakan menunjukkan para remaja lebih rentan terkena masalah kesehatan mental dan memiliki cara penyelesaian konflik lebih terbatas.
Karena itu, Katsiyannis mengatakan, insiden penembakan massal ini merupakan sebuah epidemi yang harus diatasi.
Hasil penelitian ini sudah dipublikasikan di Journal of Child and Families Studies.
Sedikit catatan, penelitian yang dilakukan oleh Universitas Clemson hanya menghitung berdasarkan insiden penembakan di sekolah. Sedangkan insiden penembakan di universitas tidak dihitung. *
Artikel ini telah dimuat di kompas.com dengan judul: Pria Setengah Bugil di AS Tembak Mati Empat Orang