Laporan Wartawan Tribun Manado Finneke Wolajan
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Yari Sujari (48) tampak mengusap keringatnya dengan handuk.
Berhenti sejenak, menarik nafas panjang untuk mengumpul lagi energi yang telah terkuras.
Rabu (14/2/2018) sore, sekitar pukul 16.00 Wita, ia sudah setengah jalan menunaikan pekerjaannya sebagai penyapu jalan di Kota Manado, Sulawesi Utara.
Kantong plastik hitam yang ia gantung di tangannya, sudah nyaris penuh dengan sampah.
Lalu lalang orang tak henti-hentinya, ketika berada di trotoar kawasan Zero Point.
Sesekali Yari harus bersenggolan dengan pejalan kaki.
Namun sapu lidi dan penampung sampa,h tetap berlenggak-lenggok di trotoar.
Kulit Yari tampak terbakar.
Telapak tangan yang selalu terbuka, apalagi.
Wajahnya selalu terlindung topi, tapi tetap saja terlihat kemerah-merahan.
Yari tak lupa membawa handuk yang selalu ia lingkar di lehernya.
Sudah enam tahun warga Teling ini menjadi penyapu jalan.
Ia mencukupkan diri dengan gaji sebesar UMP.
Wilayah kerjanya mulai dari lampu merah arah Boulevard hingga di depan Korem 131 Santiago.