Kepergian Hanson Dikenang Banyak Pejabat

Penulis: Arthur_Rompis
Editor: Lodie_Tombeg
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Hanny Sondakh

TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Kota Bitung berduka. Mantan Wali Kota Bitung Hanny Sondakh tutup usia pada Rabu (10/5) pukul 14.25 Wita di Rumah Sakit Siloam.

Hanson, panggilan akrabnya, meninggal pada usia 64 tahun akibat penyakit kanker hati yang sudah lama dideritanya.

Novie Tangkudung, orang dekat Hanson menuturkan, almarhum seminggu di RS Siloam.
"Ia kritis sejak Selasa siang," kata dia.

Ungkapnya, Rabu pukul 13.28, Hanson sudah dipasangi alat pernapasan buatan. Namun tangan kanannya masih bisa digerakkan. "Sejam kemudian ia meninggal," kata dia.

Perjuangan Hanson melawan penyakitnya itu begitu haru. Diwarnai doa dan kepasrahan pada sang pencipta.
Diungkap Jovan Sondakh, kerabat yang kerap mendampinginya berobat, Hanson bersikap tegar dan tak pernah mengeluh. "Ia sangat tegar," kata dia.

Ungkap Johan, kala sakit sudah tak tertahankan, Hanson akan mengajaknya berdoa. Hanson tak keberatan meski mereka beda keyakinan.

"Mari kita berdoa," ajak Hanson seperti ditirukan Johan.
Dikatakan Johan, dirinya kerap memijit Hanson.

Pernah dipijit seharian penuh. "Karena badannya tidak terasa sakit lagi," kata dia.
Ia menuturkan upaya penyembuhan terhadap Hanson.

Sebut dia, Hanson mulai terdeteksi menderita penyakit itu pada 2013. Pada 2015, Hanson melakukan cangkok hati di Tienjin, Cina.

Hanson rutin melakukan check up di Singapura.
"Hampir setiap bulan dilakukan," kata dia.
Suatu waktu, kata dia, Hanson drop.
Untuk berobat di Cina, terlalu berisiko. Hanson pun enggan. "Ia hanya ke Singapura," kata dia.

Ungkap dia, terakhir Hanson ke Singapura pada April lalu. "Setelah itu berobat di Siloam," kata dia.
Di masa akhir hidupnya, dia kerap menasehati warga untuk hidup dalam perdamaian.

Ketika Tribun Manado berkunjung ke rumahnya saat berulang tahun pada Desember lalu, kata -kata tersebut ia ucapkan kepada sejumlah warga.

Rumah duka di Sari Cakalang sudah dipadati para pelayat.
Di antaranya sejumlah pejabat Pemkot Bitung.

Di perkantoran Pemko Bitung, bendera setengah tiang terpasang. "Wah sangat terkejut," kata Ferdinand Tangkudung.

Tangkudung mengenang Hanson sebagai pekerja keras. "Ia kalau kerja tak kenal waktu, malam kami sering dipanggil," katanya.

Kata Tangkudung, ia dan sejumlah pejabat Pemkot pernah diajak bercakap oleh Hanson hingga pukul 03.00 dini hari.

Percakapan itu nyaris pecah pagi jika saja listrik tidak padam. "Pokoknya dia itu pekerja keras, malam jangan harap sudah aman, bisa sewaktu waktu dipanggilnya," kata dia.

Theo Rorong, pejabat lainnya mengatakan, Hanson adalah pejabat yang ingin pekerjaan segera tuntas.
Rorong yang kini menjabat Kabag Umum menyatakan, Pemkot memasang bendera setengah tiang sebagai tanda berduka cita.

Pemkot juga all out dalam persiapan pemakaman Hanson. "Kita siapkan sound system dan peralatan lainnya," kata dia.

Rorong mengatakan, Wali Kota Bitung Max Lomban memerintahkan seluruh pejabat untuk melayat serta membantu proses pemakaman.
Informasi yang diperoleh jenazah Hanson bakal tiba Kamis malam. *

DI MATA PEJABAT
* Ferdinand Tangkudung: Ia kalau kerja tak kenal waktu, malam kami sering dipanggil
* Theo Rorong: Hanson adalah pejabat yang ingin pekerjaan segera tuntas
* Wali Kota Bitung Max Lomban memerintahkan seluruh pejabat untuk melayat serta membantu proses pemakaman

Berita Terkini