Tidak puas, Djony mengaku akan mendatangkan kembang api jenis cake yang dibanderol dengan harga belasan juta rupiah.
"Mungkin dalam waktu dekat ini saya akan ambil kembang api jenis cake. Harganya belum bisa dipastikan, yang jelas belasan juta rupiah. Tapi saya ambil tidak banyak, tergantung pesanan, karena kebanyakan kembang api itu hanya dipakai untuk event," tambahnya.
Untuk saat ini, tipe yang paling banyak diburu adalah jenis dino seharga Rp 30.000 per pack dan roman candle seharga Rp 22.500 per pack.
Dia memperkirakan, puncak pembeli menyerbu toko kembang api pada 31 Desember mendatang.
"Saya akan buka resmi pada November sampai Januari. Kalau sekarang yang banyak datang adalah pedagang eceran. Soalnya harga di tempat saya paling murah di Manado, jadi banyak yang cari," katanya.
Sementara itu pedagang kembang api kaki lima yang menjual secara eceran mulai mempersiapkan diri.
Rinto Hasin misalnya, saat berjumpa dengan Tribun Manado di toko kembang api, ia mengaku mulai mencari tempat strategis untuk menjual.
"Sudah 5 tahun saya jualan kembang api, biasanya di sekitar TKB," katanya.
Sebagai penjual eceran, ia mengaku hanya menjual kembang api yang relatif murah yang bisa dijangkau kalangan menengah ke bawah.
"Paling mahal biasanya Rp 200.000. Kalau yang murah dijual eceran seharga Rp 3.000," katanya.
Ia mengaku dari pengalaman setiap tahun bisa dapat untung Rp 10 juta. "Meski untung besar tapi ini cuma musiman, jadi tidak bisa bergantung menjual kembang api," akunya.
Untuk menjadi penjual eceran, ia mengaku harus menyiapkan modal cukup besar. "Modal untuk jualan cukup besar, setiap tahun saya siapkan modal Rp 20-25 juta," ungkapnya