"Sejarah perlawanan orang Minahasa terhadap kolonial Belanda ini dipimpin Sarapung dan Korengkeng, serta Matulandi, Tewu, Lumingkewas, Sepang, Kepel termasuk Lontoh dari Tombulu dan Mamahit dari Remboken. Di bawah kepemimpinan mereka ini, orang Minahasa bangkit melakukan perlawanan menentang ketidakadilan kolonial," ucapnya.
Parengkuan menyesalkan, peninggalan sejarah di kawasan Minawanua tersebut selama ini tak diperhatikan benar oleh pemerintah. Sehingga saat ini, waruga maupun barang-barang lainnya malah rusak.
"Sangat disayangkan tak diperhatikan. Kalau misalnya menemukan waruga atau barang lainnya, itu seharusnya diangkut sesuai standar arkeologi yang ada. Jangan hanya asal-asal, karena bisa rusak. Waruga-waruga yang sebelumnya juga ditemukan memang tak diperhatikan sampai rusak," pungkasnya.